Sebagian orang tua zaman dulu atau bahkan sekarang (mungkin masih ada), kalau menakut-nakuti anaknya tak jarang mengancam dengan berkata "awas lho yo, nek nakal-nakal tak cekoki jamu (awas lho kalau nakal saya suruh kamu minum jamu). Â
Saya sendiri juga masih ingat tatkala kala itu almarhumah ibunda kami menegur dengan kalimat "ati-ati kowe nek sik nakal engko tak jamoni"(awas kalau kamu masih nakal nanti dikasih minum jamu). Dengan warning kalimat seperti itu serta merta kami hentikan perbuatan nakal tersebut.Â
Benda bernama "jamu" yang nota bene rasanya pahit itu seolah menjadi sesuatu yang menakutkan. Dan uniknya, setelah kata jamu dilontarkan, anak-anak tak terkecuali kami yang masih kecil kala itu menjadi jera untuk tidak lagi mengulangi perbuatan itu. Â
Jamu bagi anak-anak (mungkin juga sebagian orang dewasa) ibarat cemeti he..he..he.. . Cemeti (cambuk) bukan sembarang cemeti lho, melainkan Cemeti Amarasuli milik Sembara, sang tokoh digdaya sakti mandraguna (protagonis) yang menjadi musuh bebuyutan Mak Lampir (antagonis) dalam serial Misteri Gunung Merapi.Â
Tapi bagi sebagian orang lainnya, jamu justru dianggap "tonikum" yang berkhasiat (ampuh) sekali, karena setelah meminumnya dan dilandasi oleh rasa sangat percaya (sugesti) akan keampuhan (kemanjuran / kemujaraban) jamu maka badanpun menjadi bugar dan sehat kembali.Â
E jamu..jamune. Cabe puyang awak meriang biso ilang.
E jamu..jamune. Jamu kates awak etes sak lawase.
E jamu..jamune. Beras kencur awak kujur dadi mujur.Â
Sebelum marak tablet obat kimia yang dijual bebas di pasaran, dulu jamu juga sempat berjaya. Bahkan kala itu sempat berjimbun toko (depot) jamu. Pernah kan kita dengar ada depot jamu Sido Muncul, depot jamu Nyonya Meneer, depot jamu Cap Jago, depot jamu Iboe, depot jamu Sehat dan masih banyak lainnya dengan nama yang beragam.Â
Biasanya nih, ciri khas bangunan toko atau depot jamu dicat bermotif kotak-kotak dengan warna-warna cerah seperti merah, kuning atau hijau. Selain itu juga ada gambar pendiri perusahaan atau cap (simbul) jamu itu.Â
Jamu yang dijual di pasaran bisa berupa serbuk (powder) dalam sachet, cairan (jamu gendong) atau irisan rimpang, bahan rempah dan biji-bijian yang sudah dikeringkan.Â
Sayangnya pamor jamu sempat tercoreng gegara ada oknum yang mencoba mencampurkan jamu asli herbal berkhasiat dengan obat-obat kimia tertentu sehingga jamu dalam kemasan sachet tadi diyakini "ces pleng"(manjur) padahal setelah diuji di laboratorium terbukti mengandung bahan obat kimia.Â
Sejarah jamu
Kata jamu kabarnya berasal dari Djamoe yang merupakan singkatan dua kata yaitu djampi (jampi) dan oesodo (usodo). Kata jampi berarti proses penyembuhan dengan menggunakan ramuan obat-obatan, doa-doa dan ajian-ajian. Sedangkan kata usodo bermakna kesehatan.Â
Jamu sudah sejak lama ada dan dikenal orang, ratusan atau bahkan ribuan tahun silam. Bukti keberadaan jamu di masa lampau bisa kita saksikan seperti yang tergambar pada relief-relief candi di Jawa Tengah.Â
Pada panil 3 terdapat relief yang bercerita tentang proses kelahiran. Tampak seorang wanita hamil sedang dibantu beberapa wanita, diantaranya seorang dukun beranak.Â
Panil 18 menggambarkan seorang laki-laki mendapatkan perawatan dari beberapa wanita. Ada yang memijat kepalanya, memegang tangan dan kakinya. Orang-orang di sekitarnya tampak bersedih.Â
Panil 19 menggambarkan beberapa orang yang sedang memberikan pertolongan pada seorang laki-laki yang sedang sakit. Ada yang memijat kepalanya, menggosok perut serta dadanya, juga ada seseorang yang membawa obat. Di sampingnya terdapat gambar relief yang memperlihatkan suasana bersyukur atas kesembuhan seseorang.Â
Pada panil 78 juga terdapat relief yang bercerita tentang seorang wanita sedang memegang lengan laki-laki yang sedang sakit. Sementara relief lain bercerita tentang beberapa orang sedang mengobati dua orang laki-laki sakit kepala dengan cara memegang kepalanya.Â
Pada masa Kerajaan Majapahit, abad ke-13 profesi sebagai penjual (peracik) jamu yang disebut acaraki juga sudah ada, seperti yang tergambar pada Prasasti Madhawapura. Kala itu jamu sudah menjadi minuman kebesaran raja terutama saat upacara-upacara kerajaan. Jamu yang diminum raja itu melambangkan delapan arah mata angin sekaligus lambang Surya Majapahit.Â
Tanaman yang biasa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan jamu biasanya berupa rimpang dan rempah-rempah pilihan, seperti kunyit (kunir), temulawak, jahe, kencur, hingga lengkuas (laos). Semua bahan jamu tadi mudah ditemukan di pasar tradisional yang ada di sekitar rumah tinggal kita.Â
Kandungan nutrisi bahan jamu dan manfaatnyaÂ
Berikut ini manfaat dan kandungan nutrisi beberapa rimpang berkhasiat yang sejak dulu kala sudah digunakan oleh Bangsa Indonesia sebagai bahan dasar pembuatan jamu.Â
TemulawakÂ
Temulawak mengandung protein, selulosa, minyak atsiri dan kurkumin yang berfungsi membantu mengatasi masalah pada sistem pencernaan, anti radang hingga mencegah kanker. Adapun kandungan nutrisinya, sebanyak 79,96% terdiri dari karbohidrat. Sebanyak 0,80% berupa serat. Protein sebanyak 1,52%, lemak 1,35%, 15 mg/kg kurkumin. 11,45 mg/kg kalium. 19,07 mg/kg kalsium.Â
Cabe puyangÂ
Kandungan nutrisinya antara lain : alkaloid, asam amino bebas, beta sitosterol, analgesik, eugenol, glikosida, piperin, resin, gula, lemak jenuh, minyak atsiri, piperatin, piplartin, piperidin, piperlonguminine, myrcene, terpenoid, quercetin, triacontane, sylvatine, beta-sitosterol, filfiline, sitosterol, methyl piperate, terpinil asetat, sitronelil asetat, saponin, polifenol, resin (kavisin), linalool, asam palmitik, zat pedas piperin 4-6%.Â
BrotowaliÂ
Bagi mereka yang suka jamu pahitan maka brotowali bisa jadi solusinya. Di dalam brotowali terdapat zat glikosida, harsa, palmatin hingga kolulin yang berfungsi mengobati demam, rematik, batuk hingga penyakit kulit. Kandungan zat lainnya berupa alkaloid, glikosida, pikroretosid, pikroretin, tinokrisposid, berberin dan palmatin.Â
JaheÂ
Kudu laosÂ
Jamu yang dibuat dengan cara memadukan buah mengkudu dan rimpang laos (lengkuas) dinamakan kudu laos. Jamu kudu laos bermanfaat untuk meredakan batuk berdahak, penyakit kulit hingga mencegah penyakit herpes.Â
Rimpang akar laos (lengkuas) mengandung senyawa flavonoid, kamfer, fenol dan alanin. Sementara itu buah mengkudu mengandung senyawa sodium hingga lycin yang banyak memberi manfaat untuk kesehatan.Â
Berikut ini kandungan nutrisi dan vitamin dari laos atau lengkuas (100 gram):
71 kalori, 15 gram karbohidrat, 1 gram protein, 1 gram lemak, 2 gram serat, 5,4 gram vitamin C (9% rekomendasi asupan harian). Â
Acubin, zat anti bakteri, alizarin bermanfaat sebagai pemutus hubungan pembuluh darah ke tumor. Antraquinon berguna untuk membunuh mikroba pathogen. Arginin sebagai bahan pembentuk protein, meningkatkan imunitas, memproduksi Nitric Oxide (NO).Â
Damnacantal berperan sebagai anti kanker dan anti biotik alami serta membantu penyerapan. Lisin berguna untuk membantu penyerapan kalsium, pembentukan kolagen pada tubuh (tulang).Â
Prolin bermanfaat untuk mengatur sistem kekebalan tubuh dan mencegah gejala penyakit autoimmun. Proxeronin dan proxeronase berperan mempercepat penyerapan zat makanan ke dalam sistem pencernaan dan menyelaraskan kerja sel dalam tubuh.Â
Skopoletin berguna untuk mengatur tekanan darah. Selenium, antioksidan, serotonin penting sekali untuk menghalau stress. Sitosterol untuk menahan pertumbuhan sel-sel kanker dan melindungi seseorang dari penyakit jantung. Steroid berguna untuk antiseptik dan desinfektan.Â
Terpenoid berperan untuk membantu tubuh dalam proses sintesa organik dan pemulihan sel-sel tubuh. Vitamin C bermanfaat sebagai antioksidan. Xeronin berguna untuk mengaktifkan kelenjar tiroid.Â
Kunyit (kunir)Â
Selain itu, kunyit juga mengandung vitamin C, vitamin B serta zat antioksidan yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh hingga menghilangkan toksin atau racun. Dengan minum jamu kunyit asam secara rutin dapat memberikan manfaat yang optimal untuk kesehatan tubuh seseorang. Â
Beras kencurÂ
Jamu beras kencur dipercaya dapat meredakan rasa nyeri, perut kembung, pusing kepala hingga sakit encok. Selain itu, beras kencur juga berkhasiat untuk menambah nafsu makan.Â
Kencur mengandung banyak zat dan senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan. Di antaranya adalah pati, mineral, sineol, asam metil kanil, penta dekaan, asam sinamat, etil ester, borneol, kamfer, paraeumarin, asam anisat dan alkaloid. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H