Peristiwa tewasnya Mallaby ini terjadi di sekitar Jembatan Merah, Gedung Internatio (Internationale Crediten Handelvereeniging), Gedung Cerutu, dan Jalan Garuda (heerenstraat). Â
Taman Sejarah dulunya bernama willemsplein
Selain Jembatan Merah dan bangunan-bangunan tua berarsitektur menawan, ada sebuah lapangan (alun-alun) yang kala itu masih bernama Willemsplein yang menjadi saksi bisu tewasnya AWS Mallaby. Â
Roda sejarah terus berputar. Alun-alun yang di masa revolusi masih bernama Willemsplein kini oleh pemerintah kota (pemkot) Surabaya dibenahi dan dikelola secara cermat hingga menjadi sebuah taman yang apik dan ciamik. Namanya kemudian diganti menjadi Taman Sejarah yang sebelumnya bernama Taman Jayengrono. Â
Sementara nama Jayengrono (Jayengrana, ada yang menyebut Jangrana ada juga Jengrana) diambil dari nama seorang tumenggung (adipati) Surabaya kala itu. Â
Belakangan nama Taman Jayengrono diubah lagi dengan nama Taman Sejarah dengan alasan karena di kawasan (lapangan atau alun-alun) itu dulunya pernah terjadi peristiwa bersejarah yaitu baku tembak antara Arek-arek Suroboyo dan segenap rakyat Surabaya lainnya dengan pasukan yang dipimpin oleh Aubertin Walter Sothern (AWS) Mallaby dari Inggris. Â
Berbagai versi beredar di dunia maya dan nyata. Ada pendapat yang mengatakan karena ketika terjadi konflik bersenjata itu Mallaby sedang berada di dalam mobilnya. Saat sebuah granat meledak, tubuhnya hangus terbakar sehingga jenazahnya nyaris susah dikenali lagi.Â