Uniknya, keadaan bukit yang semacam ini justru menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian orang, terutama pecinta atau penghobi fotografi. Â
Lubang-lubang galian pada dinding bukit membentuk semacam gua yang cukup dalam dan hal itu menjadi magnet bagi muda-mudi baik itu sekedar untuk tempat berfotoria, nongkrong bareng (kongkow) saat kondisi cuaca cerah atau bahkan berkemah.Â
Bukit Kapur Suci sudah terkoyak wajah mulusnya akibat tindakan (maaf) vandalisme. Entah sudah berapa lama keadaan bukit yang merana itu dibiarkan begitu saja. Â
Belakangan ada kabar gembira, sekelompok anak muda yang tergabung dalam Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) berinisiatif menghijaukan kembali area bukit kapur yang merana akibat aksi vandalisme itu. Â
Ough..iya, sekadar informasi tambahan, Bukit Kapur Suci terletak di Desa Brotonegoro-Suci, Manyar-Gresik (Jatim), sebagian masyarakat ada yang menyebut usaha pertambangan di Bukit Kapur Suci itu termasuk penambangan golongan C.Â
Terminologi bahan galian (tambang) golongan C yang sebelumnya diatur dalam undang-undang (UU) No. 11 Tahun 1967 telah diubah berdasarkan UU No. 4 Tahun 2009, menjadi bahan tambang kelompok batuan, sehingga penggunaan istilah bahan galian golongan C "sudah tidak tepat lagi" dan diganti menjadi "kelompok batuan".
Upaya yang dilakukan warga dan pemdes Suci itu patut diapresiasi mengingat siapa lagi yang mengawali dan care kalau bukan warga dan pemdes daerah itu sendiri. Sementara berharap kepedulian dari pihak penambang juga sulit. Â
Selain reboisasi (penghijauan kembali) dalam rangka upaya konservasi area perbukitan, warga dan pemdes Suci berencana mengelola Bukit Kapur Suci untuk dijadikan arena motor cross, tempat berkemah, spot foto, wisata religi dan stan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Â