Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ough.. Biawak, Kau Diburu, Kau Disayang

27 Februari 2021   06:59 Diperbarui: 27 Februari 2021   07:20 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biawak (Jawa = Nyambik) dipamerkan untuk menyedot perhatian para pengunjung (dok. Mawan Sidarta)

Biawak sebagai hewan yang dipamerkan

Memamerkan biawak dan hewan reptil lainnya (dok. Mawan Sidarta)
Memamerkan biawak dan hewan reptil lainnya (dok. Mawan Sidarta)
Biawak memang termasuk carnivora yang cukup membahayakan. Namun ada sekelompok orang yang tergabung ke dalam komunitas pecinta reptil ini sanggup memelihara biawak hingga menjadi hewan yang jinak dan lembut.

Biawak yang dipelihara dan dirawat dengan baik (mungkin merawatnya sejak bayi kali ya) akan tumbuh dan berkembang menjadi binatang melata yang jinak. Bersama hewan melata lainnya seperti kadal hias (Jepang), ular dan iguana, biawak tadi dipamerkan untuk menyedot perhatian para pengunjung pameran.

Salah satu trik menggerakkan penjualan (marketing) saat ini sudah tidak lagi menggunakan gadis-gadis berparas ayu dan menarik tapi malah memanfaatkan keunikan dan pesona binatang melata yang tadinya membahayakan keselamatan manusia.

Bahan bacaan : satu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun