Bakso atau bakwan merupakan jenis kuliner yang sangat populer di Indonesia. Kuliner ini sangat disukai semua kalangan, mulai anak-anak hingga orang dewasa. Apalagi kaum muda, umumnya juga menyukai makanan berkuah ini.
Anak-anak zaman sekarang atau kaum milenial kalau ada acara ulang tahun minimal mentraktir makan bakso teman-teman dekatnya. Bahkan si doi pun kalau lagi kangen minta dibawain bakso. Bakso menjadi begitu merakyat serta menjadi makanan kebangsaan kaum muda dan masyarakat Indonesia.
Ada sebutan Bakso Solo dan Bakwan Malang, membuktikan kalau bakso dan bakwan sedikit berbeda. Kabarnya nih kalau bakso, kuahnya keruh dan bakwan lebih bening. Dalam penyajiannya bakso pentolnya didampingi sawi, mi bihun dan mi kuning atau bahkan kubis. Sementara bakwan, pentolnya cukup ditemani bawang goreng dan bawang daun.
Di daerah Jakarta, masyarakat di sana menyebut ote-ote dengan istilah bakwan.
Macam-macam bakso
Pada pentol bakso perbandingan antara daging dengan tepung (terigu dan kanji) yaitu : fifty-fifty (50ging, 50% tepung). Sedangkan pentol bakwan dibuat dengan komposisi dagingnya lebih banyak. Misalnya 60% atau 70ging dan tepungnya 40% atau 30%. Pentol bakso bisa dibuat dari daging sapi, daging ikan dan daging ayam bahkan bisa juga dari daging babi.
Ada juga sebagian pedagang bakso yang memasang lebel "bakso tenes", jenis bakso yang satu ini ukuran pentolnya kurang lebih sebesar bola tenis lapangan. Kalau "bakso pingpong", pentolnya berukuran sebesar bola tenis meja (pingpong).
Dalam rangka memenuhi selera pembeli (konsumen) maka pentol bakso tidak hanya dibuat berbentuk bola (bundar) melainkan juga dicetak berbentuk kotak atau bentuk-bentuk lain sesuai daya kreasi si pedagang.
Belakangan juga lagi marak "bakso aci" yang dibuat dari tepung tapioka (kanji) atau bisa juga dibuat dari tepung sagu. Bakso aci kabarnya merupakan panganan khas masyarakat Garut, Jawa Barat.
Untuk meningkatkan minat pembeli, sebagian pedagang bakso kadang menyajikan menu tambahan berupa "bakso bakar" yaitu : pentol baksonya memang dipanggang (dibakar) seperti sate.
Bakso bakar Bambu Wulung, Batu-Malang
Kota Malang di Jawa Timur dikenal juga sebagai kota kuliner. Salah satu kuliner yang menjadi ikon Malang adalah bakso atau bakwan.
Di kawasan Desa Banjar Tengah, Batu-Malang Anda akan menemukan banyak warung atau restoran. Tapi Warung Bambu Wulung terlihat begitu spesial di mata para pengunjungnya. Warung ini memang bersahaja. Tapi tak pernah sepi dari pembeli. Sesuai namanya, bangunan warung didominasi bahan dari bambu.
Warung yang berada di pinggir jurang itu ukurannya tidak begitu besar. Kira-kira 15 X 5 meter persegi. Dinding warung dirancang sedemikian menariknya sehingga udara sejuk pegunungan Kota Batu bisa dengan mudah menerobos masuk melalui celah-celah dinding bambu. Penikmat bakso juga bisa dengan leluasa melayangkan pandangannya ke berbagai penjuru panorama alam yang ada di lereng jurang.
Para pembeli di warung ini menikmati bakso bakarnya sambil duduk santai di bawah (lesehan). Tempat duduk letaknya sedikit lebih tinggi dari lantai tanah. Ada meja-meja berukuran kecil tempat meletakkan mangkuk bakso atau gelas minuman.
Suasana di warung Bambu Wulung juga terlihat semarak oleh ramainya pembeli. Sementara bau harum bakso bakar berbumbu sate acap kali ikut masuk ke dalam warung akibat terpaan angin pegunungan Batu-Malang.
Warga Desa Banjar Tengah, Batu-Malang tampaknya tidak puas dengan hanya membuka warung kuliner. Sebagian lagi mengais rezeki dengan menjalankan kereta kuda (andong).
Sebelum mampir di warung-warung kuliner di pinggir jurang Desa Banjar Tengah, para wisatawan itu bisa saja menikmati indahnya panorama alam yang ada di lereng-lereng bukit. Setelah puas berkereta kuda biasanya mereka beristirahat sambil menyantap lezatnya bakwan malang lengkap dengan pentolan goreng berbumbu mirip bumbu sate.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H