Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Aha! Kirkii Brownku Berbunga Unik

26 Januari 2021   21:40 Diperbarui: 26 Januari 2021   21:46 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kirkii coppertone (foto oleh Mawan Sidarta)

Ketika merebak pandemi Covid-19 menuntut sebagian masyarakat kita untuk banyak tinggal (stay at home) dan beraktivitas (work from home) di rumah saja. Selama tinggal di rumah saja terutama untuk waktu yang cukup lama, bagi sebagian orang tentu terasa membosankan. Lalu dipilihlah cara bagaimana mengisi waktu selama berdiam di rumah saja itu.  

Belakangan yang lagi tren untuk mengisi aktivitas dari rumah adalah beternak dan berkebun. Beternak bisa berupa budidaya ikan air tawar (lele, mujair, gurami dlsb), beternak ayam dan budidaya ikan hias, khususnya ikan cupang. Sementara berkebun bisa dalam bentuk bercocok-tanam beragam tanaman hias.  

Jenis tanaman hias yang belakangan ini santer dibicarakan orang yakni dari jenis monstera (janda bolong), aglaonema, keladi-keladian (caladium) dan beragam jenis tanaman daun-daunan eksotik lainnya.  

Kebetulan kami sekeluarga termasuk yang menggandrungi bercocok-tanam tanaman hias ketika banyak waktu luang di rumah. Ada satu koleksi tanaman hias kami dari jenis sansevieria yang dulu, sekitar 15 tahun silam termasuk tanaman mahal. Kirkii nama tanaman kelangenan kami kala itu.  

Kami masih ingat betul, waktu itu kami membelinya dari sebuah stan tanaman hias saat menggelar pameran bersama di Balai Pemuda Surabaya. Kami membeli dua jenis yakni kirkii brown (berwarna kecoklatan) dan kirkii coppertone (berwarna agak kehijauan). Untuk kirkii coppertone, sehelai daun saja dibandrol Rp. 250.000,- sementara kirkii brown lebih murah, berkisar antara Rp. 50.000,- sampai Rp. 80.000,- perdaunnya.  

Beberapa tahun kemudian, ketika tanaman hias sudah tidak booming lagi, harga kirkii di pasaran anjlok sekali alias turun drastis termasuk dari jenis anthurium.  

Beragam tanaman hias (foto oleh Mawan Sidarta)
Beragam tanaman hias (foto oleh Mawan Sidarta)
Seorang kawan yang kesehariannya hidup dari berbisnis tanaman hias melaporkan kalau harga kirkii satu potnya cuma beberapa ribu rupiah saja. Benar-benar nggak ada nilainya. Kawan tadi stres berat pasalnya koleksi kirkiinya banyak sekali yang dulu sempat dibelinya dengan harga sangat mahal.  

Ini bisa menjadi pengalaman yang sangat berharga, kalau memang menekuni usaha (bisnis) tanaman hias, jangan terlalu lama menyetok (menahan) tanaman hias tadi dengan alasan ingin meningkatkan harga jual supaya keuntungan berlimpah. Segera saja lempar ke pembeli atau penghobi meski selisih (untung) minim, yang penting cepat laku dan tanaman tidak menumpuk terlalu lama.  

Ketika suatu jenis tanaman hias sedang naik daun sehingga berharga mahal, biasanya nih para kolektor, penghobi atau bahkan masyarakat yang sebelumnya awam dengan tanaman hias menjadi berminat dan berlomba-lomba membiakkan (membudidayakan) tanaman hias tadi. Alhasil, jenis tanaman hias tadi di tengah masyarakat menjadi semakin berlimpah jumlahnya.  

Dari kaca mata teori supply and demand, harga jual tanaman yang tadinya mahal kini menjadi jatuh karena populasi tanaman di pasaran semakin banyak tidak sebanding dengan jumlah peminatnya yang sedikit.  

Lain halnya dengan penghobi karena memang benar-benar suka tanaman hias meski tidak menutup kemungkinan untuk menjadikan beragam koleksi tanaman hias miliknya sebagai barang dagangan yang siap dilempar ke pasaran. Dalam situasi yang tidak menguntungkan tetap saja hepi dan merasa tidak bangkrut karena tanaman hias baginya merupakan kelangenan (yang disukai) mengingat bentuk (model) atau corak warnanya yang memikat hati.  

Kirkii coppertone (foto oleh Mawan Sidarta)
Kirkii coppertone (foto oleh Mawan Sidarta)
Ketika belakangan ini sebagian masyarakat mulai kembali menggandrungi tanaman hias terutama dari jenis daun-daunan (aglaonema, caladium dan monstera) kami coba menengok kembali koleksi tanaman hias yang masih tersisa.  

Kedua jenis kirkii yang puluhan tahun silam kami tanam hingga saat ini masih tumbuh subur bahkan lembaran daunnya semakin banyak dan kompak. Beberapa hari lalu, saya sempat terkejut sekaligus bersyukur melihat kirkii brown saya berbunga. Bunganya terlihat unik sekali dan belum pernah kami lihat sebelumnya. Dalam pot yang sama terlihat satu bunga lagi namun masih belum begitu mekar.  

Kirkii termasuk dalam famili sansevieria, selain pemercantik halaman rumah atau meja kantor, ia memiliki keistimewaan lain yakni bisa menyerap udara kotor (anti polutan).  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun