Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Membuat Masker dari Kain Bekas Pakaian, Bisa!

23 Januari 2021   21:43 Diperbarui: 24 Januari 2021   01:44 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masker dari potongan kain bekas (Foto = Mawan Sidarta)

Sebagai warga biasa kita perlu bersabar menunggu giliran untuk disuntik Vaksin Sinovac (Coronavac). Meski sudah disuntik vaksinpun kita tetap harus menerapkan poin-poin protokol kesehatan (prokes). 

Ingat pesan ibu (3M), hendaknya memakai masker saat beraktivitas keluar rumah (di antara kerumunan banyak orang), rajin mencuci tangan dengan sabun atau desinfektan yang dianjurkan selama 20 detik dan menjaga jarak fisik (physical distancing) selama berinteraksi dengan banyak orang.  

Memakai masker di tengah merebaknya pandemi Covid-19 sepertinya sudah menjadi kebutuhan utama (hukumnya wajib kali ya) saat beraktivitas keluar rumah. Kalau konsisten mengikuti anjuran prokes, setiap 4 jam sekali kita harus mengganti masker. 

Pertanyaannya sekarang, sanggupkah kita gonta-ganti masker, mengikuti anjuran prokes itu?  
Bagi sebagian orang, mengganti masker setiap 4 jam sekali tentu terasa berat karena masker langsung dibuang dan harus mengganti dengan yang baru lagi. 

Berkebun (Foto = Mawan Sidarta)
Berkebun (Foto = Mawan Sidarta)
Itulah sebabnya orang kemudian berpikir bagaimana caranya membuat masker sendiri yang meski sederhana tapi tetap memenuhi syarat kesehatan, terutama membantu menekan transmisi Covid-19.

Jenis kain apapun yang kita miliki di rumah sebenarnya bisa juga dimanfaatkan untuk bahan pembuatan masker. Bahan masker dari kain dipercaya lebih bisa mencegah penularan Covid-19 kepada orang lain ketimbang tidak memakai masker sama sekali.  

Ketika semua orang memakai masker akan relatif lebih aman daripada hanya sebagian saja yang menggunakan masker. Sayangnya, di tempat-tempat tertentu dimana banyak orang berkerumun masih ada saja sebagian orang yang tidak memakai masker karena lalai atau bahkan lupa.  

Kalau selama ini orang menggunakan masker (baik biasa, N95 maupun jenis masker lainnya) bersifat sekali pakai maka dengan masker hasil kreasi sendiri itu diharapkan bisa dicuci dan digunakan lagi. Untuk itu sebagian orang memilih masker dari bahan kain, khususnya kain katun (cotton = kapas).  

Foto = Mawan Sidarta
Foto = Mawan Sidarta
Menurut Dr. Gustavo Ferrer, seorang ahli paru dan Presiden Jaringan Kesehatan Ahli Perawatan Intensif, bahwa bahan katun merupakan salah satu bahan terbaik untuk tujuan pencegahan virus corona (Covid-19). Hal itu karena katun memiliki serat kecil yang dapat menahan partikel virus, sehingga virus tidak dapat menembus kain dan terhirup oleh penggunaannya.

Kelebihan masker dari bahan katun juga diperkuat oleh penelitian awal yang dilakukan oleh produsen alat pembersih udara, Smart Air, yang menggunakan kipas dan penghitung partikel laser. Dari hasil risetnya membuktikan bahwa masker dari bahan katun ini sangat efektif dalam meredam debu dan partikel kecil lainnya.

Kain katun dianggap lebih baik dalam menangkal virus corona karena serat yang terangkat juga tampak bekerja lebih optimal daripada kain yang lebih halus.

Memesan menu (Foto = Mawan Sidarta)
Memesan menu (Foto = Mawan Sidarta)
Para peneliti mengatakan bahwa menggunakan beberapa lapis kain katun sebagai masker wajah bisa meningkatkan efektivitasnya. Salah satunya Christopher Zangmeister, seorang peneliti NIST National Institute of Standards and Technology (Badan Nasional Standar dan Teknologi Amerika Serikat) yang mengatakan bahwa jika seseorang menggunakan beberapa lapis kain untuk masker akan memberikan perlindungan dari aerosol (penularan Covid-19 melalui udara).  

Harus diakui bahwa semua masker wajah dari bahan kain belum berfungsi seefektif masker N95, yakni masker bedah respirator tingkat profesional yang digunakan untuk melindungi diri dari partikel udara dan tetesan cairan.

Tiga bahan untuk pembuatan masker

Harus diakui bahwa masker dengan warna dan desain keren akan menarik perhatian lebih banyak orang ketimbang yang desain dan warnanya biasa-biasa saja.  

Foto Mawan Sidarta
Foto Mawan Sidarta
Meski demikian Anda juga perlu tahu bahan terbaik untuk membuat masker kain, supaya Anda mendapatkan manfaat (perlindungan) yang lebih optimal.

Hasil penelitian terhadap 3 jenis kain katun berdasarkan kemampuannya memfilter partikel yaitu : bahan pertama adalah kain katun dari denim dan seprai (kain penutup kasur) dengan jumlah benang 120 dan dapat menyaring 90 persen partikel besar dan 24 -- 29 persen dari partikel kecil. 

Bahan kedua adalah kain katun dari kanvas dengan ketebalan 0,4 -- 0,5 milimeter, dapat menyaring 84 persen partikel besar dan 19 persen partikel kecil. Sedangkan bahan ketiga adalah kain katun dari kaos dan bandana (ikat kepala) dapat menyaring kurang dari 10 persen partikel kecil.

Berolah raga (tetap bermasker)
Berolah raga (tetap bermasker)
Riset lainnya menyebutkan bahwa dari 32 bahan kain yang diteliti terdapat 3 jenis kain yang paling efektif dalam menangkal virus corona (Covid-19) yaitu bahan dari kain katun 100 persen. Kain katun dianggap lebih baik dalam menangkal virus corona karena serat yang terangkat juga tampak bekerja lebih optimal ketimbang serat kain yang lebih halus.

Ajakan mematuhi protokol kesehatan

Ajakan bermasker (Foto = Mawan Sidarta)
Ajakan bermasker (Foto = Mawan Sidarta)
Sosialisasi masif protokol kesehatan harus tetap dilakukan meskipun program vaksinasi sudah berjalan mengingat tingkat kemanjuran (efikasi) vaksin sinovac itu hanya sebesar 65,3 persen.  

Mengajak masyarakat untuk konsisten memakai masker ternyata bukan perkara mudah. Buktinya, masih ada saja sebagian orang yang tertangkap oleh petugas karena kedapatan tidak bermasker ketika berada di kawasan wajib masker.  

Ajakan (kampanye) agar setiap orang bermasker dan mematuhi poin-poin protokol kesehatan lainnya dilakukan dengan beragam cara. Salah satunya dengan memajang papan bertuliskan ajakan bermasker yang ditempatkan bersama rak berisi beragam pot tanaman hias.  

Rak berisi pot-pot beraneka bentuk (model) lengkap dengan beragam jenis tanaman hias itu diletakkan di sudut-sudut jalan yang dilalui banyak orang. Tentu itu sebuah cara yang cukup unik dan pastinya menarik daripada sekedar sepanduk atau papan nama biasa.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun