Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Candi Dermo Tampak Keren Usai Renovasi di Tengah Pandemi Covid-19

17 Januari 2021   19:28 Diperbarui: 14 Maret 2021   04:34 2594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biasanya batu bata dipesan dari daerah Trowulan, Mojokerto yang selama ini dikenal sebagai sentra penghasil batu bata. Karena pemasok bata di Trowulan sudah menyatakan diri tidak sanggup maka dipesanlah batu bata baru itu dari kawasan Magetan.

"Permukaan batu bata dihaluskan dulu dengan digosok-gosok, nanti kalau mau dipasang di atas digosok lagi," terang Pak Matroji, pekerja yang khusus ditugasi menggosok batu bata.

Sebelum dipasangkan ke bagian candi yang rusak, permukaan batu bata harus halus. Pak Matroji lalu menggosok-gosokkan bata itu ke batu ungkal yang berfungsi seperti rempelas (kertas gosok, red). Sambil diguyuri air, bata tadi berulang kali digesek-gesekkan ke batu ungkal sampai semua permukaan batu bata menjadi halus sempurna.  

"Pekerjaan yang saya lakukan ini tentu membutuhkan ketelatenan sebab jika tergesa-gesa hasilnya jelek dan enggak pas" lanjut Pak Matroji sambil mengusap keringat yang membasahi mukanya.  

Pemasangan batu bata mengikuti bentuk (model) candi aslinya. Semua sudah dikonsultasikan dengan para ahli BPCB Trowulan. Batu bata dipasang dengan sistem gosok. Seminimal mungkin menggunakan cairan semen, itupun bila dinilai sangat perlu untuk memudahkan pengerjaan.

Batu bata yang didatangkan haruslah batu bata berkualitas sangat bagus dan terpilih sesuai standar yang ditetapkan oleh para ahli BPCB Trowulan.

Batu bata yang dipesan diperoleh dari sistem pembakaran yang sempurna agar dihasilkan batu bata yang bukan saja berpenampilan bagus tapi juga tidak mudah pecah. Bila dipasangkan ke bagian candi yang rusak maka bangunan candi hasil renovasi tadi menjadi tahan lama.  

Tinjauan arkeologi Candi Dermo

Candi Dermo diperkirakan dibangun pada masa Raja Brawijaya dari Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Seperti candi-candi warisan Kerajaan Majapahit lainnya, Candi Dermo dibuat dari batu bata merah. Khusus pada bagian trap tangga masuk dan tepat di atas lubang pintu masuk candi, batu penyusunnya terbuat dari batu andesit (batu sungai/gunung). 

Mungkin arsitek Majapahit kala itu sengaja mendesain bagian tersebut agar kokoh dalam menopang susunan batu bata merah yang berada di bagian atas lubang pintu masuk candi.  

"Setelah direnovasi, tinggi candi kini menjadi 15 meter yang sebelumnya hanya 13,2 meter sedangkan sayap candi panjangnya 1,7 meter," terang Hadi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun