Pakaian (busana) atau istilah kekiniannya outfit, yang kita kenakan hakekatnya mencerminkan kepribadian dan harga diri kita. Menurut filosofi Jawa, "ajining rogo soko busono, ajining ati soko lathi" (berharganya tubuh dari busana atau pakaian, berharganya hati dari tutur kata atau ucapan).
Ketika kita terlihat sedang berbusana rapi, misalnya dengan memakai jas atau kemeja lengan panjang maka image (citra diri) kita di mata orang lain akan meningkat dan terasa berbeda bila dibandingkan dengan hanya berbusana ala kadarnya, seperti hanya memakai kaos kutang atau oblong. Â
Kecuali untuk keperluan tertentu seperti aksi penyamaran, karnaval dan berakting (berperan dalam seni pertunjukan tertentu) maka berbusana di sini tentu saja tidak mencerminkan diri kita yang sebenarnya.
Apapun jenis bahannya, berapapun harganya dan seperti apapun disainnya maka pakaian yang akan kita kenakan itu harus enak (nyaman) dipakai, orang bilang adem di badan, tentunya juga harus bersih (suci) dan memenuhi syarat kesehatan. Â
Kita berpakaian pastinya disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk bekerja, beribadah, rekreasi, kondangan atau acara kumpul-kumpul bersama anggota keluarga besar tentu menggunakan busana yang sesuai dengan peruntukkan tadi.
Berbusana di bulan suci Ramadan Â
Bulan suci Ramadan adalah bulan penuh rahmat, berkah dan ampunan. Setiap perbuatan baik (soleh) akan mendapatkan ganjaran pahala berlipat-lipat. Berbusana yang sopan dan tidak mengumbar aurat di mata Allah tentu juga akan mendapatkan limpahan pahala.
Jenis pakaian yang kami kenakan pada bulan Ramadan kali ini tak jauh berbeda dengan hari-hari biasa selain Ramadan. Konsepnya harus tetap disesuaikan dengan kebutuhan. Â
Kan lucu jadinya saat sedang santai di rumah lalu harus pakai jas layaknya seorang pejabat atau diplomat. Ya kalau santai di rumah paling pakai kaos oblong, apalagi saat ini suasana terasa gerah karena memasuki musim kemarau.
Menunggu waktu berbuka puasa (ngabuburit) dan acara berbuka puasa bersama (bukber) merupakan momen yang tak terpisahkan dengan Ramadan itu sendiri. Lalu bagaimana dengan busana yang harus dikenakan pada momen tersebut.
Beragam cara dilakukan orang untuk menanti saat berbuka puasa (ngabuburit). Ada yang pergi ke masjid, ke taman, ke mal atau bahkan berdiam diri di rumah. Â
Outfit ngabuburit dan bukber ala kami Â
Kalau acara ngabuburit kami, lebih memilih duduk manis di rumah saja karena memang aktivitas usaha kecil kami berada di rumah. Namun kadang juga keluar rumah misalnya dengan mengunjungi masjid tua nan bersejarah di Surabaya atau di dalam Kota Gresik sendiri.
Ngabuburit di rumah? Kenapa tidak, juga tak kalah menariknya dengan bepergian keluar rumah. Ngabuburit dengan berbagai kegiatan rumah yang bisa dikerjakan antara lain bersih-bersih halaman sekeliling rumah, merawat tanaman, membaca, menulis, nonton TV, mengaji, mencuci pakaian, mencuci kendaraan, menyegarkan mata di sawah dekat rumah, menyirami tanaman hias dan membersihkan kolam ikan. Otomatis busananya saya sesuaikan dengan kegiatan-kegiatan itu. Â
Membaca, menulis, mengaji, nonton TV juga menyirami tanaman hias, outfitnya bisa pakai kaos dan sarung karena merupakan aktivitas ringan. Sedangkan untuk mencuci pakaian dan kendaraan, membersihkan dan merawat kolam ikan serta mengganti media tanam merupakan aktivitas yang cukup berat maka outfitnya cukup dengan mengenakan kaos tipis yang mudah menyerap keringat dan celana pendek. Â
Busana yang kami pakai juga simpel saja. Bahannya adem di badan. Anak dan istri biasanya memakai busana muslim. Saya lebih sering menggunakan kaos (bagian atas) dan sarung untuk bawahan atau bahkan celana pendek, enak lebih isis dan semriwing he..he.., pas untuk suasana gerah seperti sekarang ini.
Kalau ngabuburit keluar rumah, sudah pasti pakai celana panjang untuk bawahannya. Bagian atas bisa kaos dengan sweater. Atau kemeja batik lengan pendek. Kadang juga kemeja biasa tapi lengan panjang.
Begitu pula dengan acara buka puasa bersama (bukber). Bukber bersama keluarga kecil kami, untuk saya outfitnya ya kaos, celana pendek atau sarung saja. Karena di dalam rumah dan nggak ada orang lain selain kami maka anak dan istri biasanya pakai outfit daster biar nggak gerah. Â
Lain lagi kalau bukbernya di mal atau kumpul-kumpul dengan keluarga besar. Outfitnya sedikit formal namun tetap tidak menghilangkan kesan adem. Biasanya saya pakai kaos dan sweater atau kemeja biasa atau batik yang berlengan pendek maupun panjang, bawahannya celana panjang. Sedangkan anak dan istri memakai busana muslim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H