Sehingga tak berlebihan bila ada yang mengatakan, Puasa Ramadan merupakan kawah candradimuka bagi kaum muslimin dan muslimat yang menjalankannya yang nantinya diharapkan akan menjadi insan paripurna.
Apa yang terlontar di media sosial sebenarnya merupakan refleksi dari ucapan dan hati (pikiran) orang-orang yang berinteraksi di dalamnya. Berjejaring di media sosial sebenarnya merupakan bentuk bermasyarakat di dunia maya.Â
Seperti halnya bermasyarakat di dunia nyata yang terikat oleh norma (moral, agama dan kesusilaan) dan hukum atau aturan perundang-undangan yang berlaku maka berinteraksi di dunia mayapun juga tak bebas semaunya melainkan juga diikat oleh aturan tertentu.Â
Kalau di negara kita maka yang mengatur adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Atau payung hukum yang berupa Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Bulan Ramadan adalah bulan suci penuh berkah dan maghfirah. Ini momen yang tepat untuk membiasakan diri menata hati baik dalam kehidupan nyata sehari-hari maupun berinteraksi di media sosial. Â
Berpuasa bukan berarti tidak berinteraksi sama sekali dengan saudara, sahabat atau rekan kerja melalui saluran media sosial yang ada. Namun alangkah baiknya lebih berhati-hati menjaga hati dan tutur kata dalam bermedia sosial di bulan suci ini dan untuk ke depannya.
Bijak bermedia sosial antara lain dilakukan dengan tidak menyebarkan berita bohong (hoax) yakni berita yang belum tentu kebenarannya. Tidak menyebarkan ujaran kebencian dengan mencemarkan nama baik seseorang atau pihak tertentu. Tidak menyebarkan rasa permusuhan atau sentimen SARA (suku, agama, ras antar golongan masyarakat).
Berpuasa di bulan suci Ramadan pun masih diperkenankan berbagi (sharing) hal-hal yang sifatnya menambah keimanan kita kepada Allah. Berpuasa hakekatnya berjuang meraih surganya Allah maka tak ada salahnya saat berinteraksi di media sosial isinya sesuatu yang sifatnya memupuk daya juang kaum muslimin dan muslimat yang sedang berinteraksi di dalamnya.
Sebelum meneruskan (forward) atau menyebarkan (share) sebuah informasi (berita) atau foto maka mereka yang berinteraksi harus memperhatikan siapa si pembuat berita (nara sumber). Â
Selektif atau berpikir kritis sebelum menshare atau select or think before share memang menjadi anjuran dalam bermedia sosial. Menggunakan bahasa yang santun dan meneduhkan mengingat Ramadan identik dengan keteduhan dan kelembutan hati.
Hal-hal yang bersifat pribadi sepertinya kurang pantas untuk dibagi secara terbuka. Belum tentu mendapatkan solusi terhadap masalah yang diutarakan, namun aib telanjur menyebar kemana-mana secara luas (viral).