Tidak bisa dipungkiri kalau saat sedang menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan, tubuh kita terasa sedikit loyo. Apalagi bagi mereka yang sudah terbiasa (rutin) bekerja atau beraktivitas fisik di luar rumah tentu tubuhnya akan lebih terasa lemas bila dibandingkan dengan mereka yang bekerja dalam ruangan gedung yang dilengkapi dengan penyejuk udara (AC).
Namun sebagian muslim mengaku kalau kondisi tubuhnya nyaris tak berbeda, sama-sama fit baik saat sedang berpuasa maupun tidak. Tentu ada kiat-kiat yang bisa diambil hikmahnya oleh orang lain agar Puasa Ramadan yang dijalaninya menjadi sukses dan sempurna.
Menjalankan ibadah puasa esensinya ialah meniatkan diri karena Allah dengan jalan mengekang diri dari haus dan lapar serta hal-hal yang membatalkan puasa lainnya mulai dari terbit fajar (imsak) hingga matahari tenggelam (maghrib).Â
Mungkin hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi : Innamal a'maalu bin niyyat yang artinya sesungguhnya amal itu tergantung dengan niat, cukup relevan untuk menegaskan kembali betapa membulatkan tekad (niat) dengan sepenuh hati itu merupakan modal yang tak terkira manakala seseorang akan menjalankan ibadah puasa. Sebab tanpa niat maka ibadah puasa yang dilakukan seseorang akan mudah gagal dan sia-sia saja.
Setelah nawaitu (niat) dalam hati pada malam harinya untuk menjalankan puasa di esok harinya, meski demikian seseorang juga harus menjaga stamina badannya agar ibadah puasanya berjalan lancar.Â
Mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa tak jarang mengalami kendala dengan kondisi tubuhnya terutama pada siang hari. Antara lain perut (lambung) nya masih terasa nyeri meski sudah makan sahur cukup banyak, staminanya menjadi loyo dan rasa kantuk yang tak tertahankan.
Tidur malam juga jangan terlalu larut sebab jika terlalu malam baru tidur dikhawatirkan sahurnya akan terlambat dan akhirnya tak bisa beribadah lainnya.
Barangkali hanya dengan tidur yang cukup sajalah badan dan pikiran akan menjadi fresh kembali. Itu berguna untuk menjalani aktivitas ibadah berikutnya termasuk mengerjakan sholat isyak dan sholat malam lainnya.
Tak ada kurma buah sawopun jadiÂ
Makanan merupakan masalah yang berkaitan erat dengan stamina seseorang yang sedang menjalankan ibadah puasa. Setidaknya pada saat sahur mengonsumsi bahan-bahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan sangat dianjurkan.
Makanan tidak sekedar membuat perut kenyang karena cukup mengandung zat tepung (karbohidrat), lemak dan protein (unsur makro) tapi juga harus proporsional (berimbang) karena di dalam makanan yang dikonsumsi tadi juga cukup mengandung vitamin dan mineral (unsur mikro).
Buah-buahan lokal yang dianjurkan untuk dikonsumsi saat sedang menjalankan ibadah puasa antara lain : buah belonceng, kolang-kaling dan siwalan, kelapa muda. Sayangnya pada Bulan Ramadan kali ini buah-buahan lokal tadi belum banyak kita temukan di pasaran karena memang belum musimnya.
Sebagai alternatif bisa kita konsumsi buah-buahan yang mudah kita jumpai saat musim hujan seperti sekarang ini. Antara lain buah sawo dan matoa.
Buah sawo, termasuk sawo kecik atau jenis sawo lainnya mengandung cukup banyak karbohidrat sehingga mengenyangkan bila dikonsumsi. Selain itu kandungan selulosa (serat) nya juga cukup tinggi sehingga baik untuk perut dan saluran pencernaan mereka yang sedang berpuasa.
Pohon sawo juga bisa ditanam di halaman rumah. Tidak memerlukan lahan khusus yang berukuran luas. Ketika sedang berbuah dan berbarengan dengan bulan puasa seperti sekarang ini justru menjadi berkah tersendiri.
Selain mengonsumsi buah sawo di sela-sela makanan utama agar stamina tetap fit saat menjalankan ibadah puasa maka tak ada salahnya kita lirik buah lokal lainnya yakni matoa.Â
Pada musim hujan seperti sekarang ini buah ini masih bisa berbuah normal dan bisa ditanam di halaman rumah kita yang tak terlalu luas, tidak membutuhkan lahan khusus. Harga jual matoa cukup mahal bahkan boleh jadi di beberapa daerah harga perkilonya lebih mahal ketimbang harga buah kelengkeng.Â
Kandungan gizi matoa tak kalah dengan buah kelengkeng. Kabarnya buah ini banyak mengandung vitamin, mineral dan zat antioksidan yang efektif menangkal radikal bebas penyebab kanker dan penyakit kronis lainnya (2)(3).
Daging buahnya yang terasa manis dan berair sangat baik untuk tubuh sebagai penyedia zat gula.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H