Tak hanya pukulan tambur, kelompok musik pengiring tarian barongsai dan naga juga menggunakan alat musik berupa dua (2) bilah piringan logam (zimba) yang saling dibenturkan hingga menghasilkan kombinasi suara yang bukan saja memekakkan telinga para penonton yang ada di dekatnya namun juga menambah meriahnya suasana tempat pergelaran kesenian asli Tiongkok itu. Â
Bukan namanya Imlek tanpa acara makan-makan meski sesederhana apapun itu. Kue Keranjang dan jeruk serta beragam jenis makanan lainnya menjadi santapan yang wajib ada saat perayaan Imlek.
Belakangan ini buah naga (dragon fruit) juga dilirik sebagian orang sebagai pelengkap sajian di tahun baru Imlek. Kita ketahui bersama bahwa jeruk (Mandarin) dan buah naga merupakan jenis buah yang bisa saja dinikmati setiap saat. Namun belakangan ini (menjelang perayaan Imlek) hasil panen buah naga sangat berlimpah. Di pusat-pusat perbelanjaan (mal) dan pasar tradisional belakangan ini banyak kita temukan buah naga dan harganyapun murah.Â
Wayang potehi menjadi hiburan  menarik saat ImlekÂ
Kini pergelaran Wayang Potehi tidak hanya digelar di klenteng-klenteng atau wihara sebagai tempat peribadatan umat Konghucu yang sedang merayakan Imlek. Isi cerita seputar kisah kepahlawanan tokoh-tokoh masyarakat Tiongkok terutama yang berkaitan dengan Agama Konghucu dan tahun baru Imlek.
Pertunjukan Wayang Potehi juga menjadi hiburan meriah masyarakat luas selain umat Konghucu karena di gelar di mal atau pusat keramaian lainnya.
Dikutip dari laman indonesiakaya.com bahwa Wayang Potehi merupakan seni pertunjukan boneka tradisional asal Cina Selatan. "potehi" berasal dari akar kata "pou" (kain), "te" (kantong), dan "hi" (wayang). Secara harfiah, bermakna wayang yang berbentuk kantong dari kain.Â
Wayang ini dimainkan menggunakan kelima jari. Tiga jari tengah mengendalikan kepala, sementara ibu jari dan kelingking mengendalikan tangan sang wayang.