Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menanami Halaman (Pagar) Rumah dengan Buah Naga

27 Januari 2019   05:40 Diperbarui: 27 Januari 2019   06:00 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga buah naga yang merekah (dok.pri)

Buah-buahan tertentu seperti durian, nangka dan buah naga yang dulu hanya mungkin ditanam (dibudidayakan) pada lahan khusus yang membutuhkan ukuran luas, kini sudah banyak orang menanamnya di halaman rumahnya yang boleh dikata tidak begitu luas alias sempit. Bahkan buah naga bisa disulap menjadi tanaman pagar yang tetap bisa menghasilkan buah normal seperti halnya kalau diusahakan di lahan khusus.

Pagar rumah masyarakat pedesaan biasanya ditanami beluntas atau tanaman pagar lainnya. Pagar bagi penduduk pedesaan bukan hanya menjadi pembatas atau pelindung halaman depan rumah mereka namun juga menjadi pembatas satu rumah dengan rumah warga desa (tetangga) di sebelahnya.

Mengisi pagar yang berbatasan dengan irigasi sawah (dok.pri)
Mengisi pagar yang berbatasan dengan irigasi sawah (dok.pri)
Mungkin kurang begitu populer bila sebagai pengisi pagar digunakan tanaman buah naga. Terlepas apakah tanaman buah naga tepat atau tidak untuk dirambatkan di pagar nyatanya  masyarakat sekarang sudah semakin kreatif lagipula buah yang berjuluk the dragon fruit itu mudah ditumbuh-kembangkan dan kaya akan manfaat.

Buah naga sebagai tanaman pagar 

Bisa ditanam sebagai tanaman hias dalam pot (dok.pri)
Bisa ditanam sebagai tanaman hias dalam pot (dok.pri)
Tanaman buah naga merupakan jenis tanaman yang sepintas mirip dengan kaktus. Kabarnya berasal dari Amerika selatan dan tengah juga Meksiko yang kita ketahui sebagai kawasan kering (panas).

Dulu kita menganggap tanaman yang bentuk buahnya unik dan warna kulit serta daging buahnya ada beberapa macam itu hanya bisa tumbuh dan berbuah normal di lahan terbuka (dekat pantai) yang mendapatkan cukup sinar matahari. 

Di dataran tinggi Kota Jember tepatnya di kawasan Rembangan, Lawang (Malang) Jawa Timur banyak kita temukan orang membudidayakan buah naga. Mungkin karena sudah mengalami proses domestikasi dan adaptasi selama bertahun-tahun sehingga buah nagapun bisa tumbuh dan berbuah normal meski dibudidayakan di lahan yang tidak seperti lingkungan tumbuh aslinya di wilayah Meksiko yang kita kenal sebagai daerah gersang dan panas.

Kuncup bunga (dok.pri)
Kuncup bunga (dok.pri)
Ada beberapa varietas buah naga berdasarkan warna kulit dan daging buahnya yaitu Hylocereus udatus (daging buah putih), Hylocereus polyhizus (daging buah merah), Hylocereus costaricensis ( daging buah super merah), Selenicereus megalanthus (kulit kuning tanpa sisik). Namun yang sering kita temukan di pasaran ialah buah naga dengan daging buah berwarna putih, merah dan ungu.

Sebagai tanaman yang dirambatkan di pagar, jenis tanaman ini mungkin tidak memerlukan teknik budidaya khusus. Pemupukan bisa dijarangkan atau bahkan tidak diperlukan sama sekali karena tanah-tanah di pedesaan (dekat wilayah persawahan) sudah kaya akan zat hara alias subur sehingga ungkapan "tanah kita tanah surga" mungkin tidak terlalu berlebihan. Tanaman buah naga juga relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit. 

Yang penting pagar (dari bambu) yang dibuat haruslah kokoh sehingga tidak mudah roboh karena pesatnya pertumbuhan sulur-sulur (batang) buah naga yang menjuntai ke sana kemari.

Jadi kalau pada teknik budidaya yang sesungguhnya membutuhkan para-para (Jawa = anjang-anjang / tempat panjat) dengan bahan dari tiang coran semen dan besi yang bisa dipastikan menbutuhkan bajet tidak sedikit maka pada teknik bercocok tanam buah naga dengan sistem tanaman pagar atau yang ditumbuh-kembangkan dalam drum bekas diharapkan akan menekan biaya yang mahal tadi.

Pastikan untuk memilih bibit dari tanaman induk unggul yaitu yang Anda tahu kalau kualitas buahnya bagus. Biasanya garis tengah sulur antara 5 sampai 7 sentimeter. Sulur (batang) yang diambil yang sudah tua, biasanya berwarna hijau gelap. Potong-potong batang dengan ukuran kira-kira 30 sampai 40 sentimeter. 

Biarkan beberapa jam atau sehari agar getah yang keluar akibat proses pemotongan mengering dulu sehingga tidak mudah busuk saat ditancapkan dalam polibag atau langsung ke halaman berpagar yang sudah dibuat. Bagian batang (sulur) yang akan ditancapkan ke tanah atau ke media tanam sebaiknya dipotong meruncing selain untuk meringankan proses penancapan juga di bagian itu akan tumbuh akar-akar muda.

Bila pembibitan dilakukan di dalam polibag, pindah tanam bisa dilakukan setelah bibit berumur dua atau tiga bulan. Mengatur pertumbuhan sulur (batang) dengan mengikatnya dengan tali tapi jangan sampai merusak batang.

Bibit yang diambil dari batang induk unggul pada umur 1,5 sampai 2 tahun sudah bisa berbunga dan menghasilkan buah. Tanaman buah naga dewasa yang merambat di pagar bambu halaman rumah bisa menghasilkan buah selama puluhan tahun bahkan usia produktifnya bisa sampai dua puluh tahun. Lumayan kan bermanfaat sebagai pemercantik halaman rumah dan buahnya yang kaya gizi bisa dinikmati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun