Buah-buahan tertentu seperti durian, nangka dan buah naga yang dulu hanya mungkin ditanam (dibudidayakan) pada lahan khusus yang membutuhkan ukuran luas, kini sudah banyak orang menanamnya di halaman rumahnya yang boleh dikata tidak begitu luas alias sempit. Bahkan buah naga bisa disulap menjadi tanaman pagar yang tetap bisa menghasilkan buah normal seperti halnya kalau diusahakan di lahan khusus.
Pagar rumah masyarakat pedesaan biasanya ditanami beluntas atau tanaman pagar lainnya. Pagar bagi penduduk pedesaan bukan hanya menjadi pembatas atau pelindung halaman depan rumah mereka namun juga menjadi pembatas satu rumah dengan rumah warga desa (tetangga) di sebelahnya.
Buah naga sebagai tanaman pagarÂ
Dulu kita menganggap tanaman yang bentuk buahnya unik dan warna kulit serta daging buahnya ada beberapa macam itu hanya bisa tumbuh dan berbuah normal di lahan terbuka (dekat pantai) yang mendapatkan cukup sinar matahari.Â
Di dataran tinggi Kota Jember tepatnya di kawasan Rembangan, Lawang (Malang) Jawa Timur banyak kita temukan orang membudidayakan buah naga. Mungkin karena sudah mengalami proses domestikasi dan adaptasi selama bertahun-tahun sehingga buah nagapun bisa tumbuh dan berbuah normal meski dibudidayakan di lahan yang tidak seperti lingkungan tumbuh aslinya di wilayah Meksiko yang kita kenal sebagai daerah gersang dan panas.
Sebagai tanaman yang dirambatkan di pagar, jenis tanaman ini mungkin tidak memerlukan teknik budidaya khusus. Pemupukan bisa dijarangkan atau bahkan tidak diperlukan sama sekali karena tanah-tanah di pedesaan (dekat wilayah persawahan) sudah kaya akan zat hara alias subur sehingga ungkapan "tanah kita tanah surga" mungkin tidak terlalu berlebihan. Tanaman buah naga juga relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit.Â
Yang penting pagar (dari bambu) yang dibuat haruslah kokoh sehingga tidak mudah roboh karena pesatnya pertumbuhan sulur-sulur (batang) buah naga yang menjuntai ke sana kemari.
Jadi kalau pada teknik budidaya yang sesungguhnya membutuhkan para-para (Jawa = anjang-anjang / tempat panjat) dengan bahan dari tiang coran semen dan besi yang bisa dipastikan menbutuhkan bajet tidak sedikit maka pada teknik bercocok tanam buah naga dengan sistem tanaman pagar atau yang ditumbuh-kembangkan dalam drum bekas diharapkan akan menekan biaya yang mahal tadi.