Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Memanfaatkan (Sisa) Paralon untuk Rak Helm

22 Januari 2019   12:25 Diperbarui: 22 April 2021   17:30 1818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemotong paralon (dok.pri)

Zaman now (modern) adalah zaman yang identik dengan internet dan plastik. Segala kebutuhan bisa didapatkan secara online melalui jaringan internet. 

Pesan sayur, ikan atau kebutuhan apa saja tinggal "ndulek" (tekan tombol, red) smartphone lengkap dengan layanan internetnya maka apa saja yang dipesan akan datang ke rumah tanpa harus bersusah payah mendatangi gerainya. 

Bahkan kapan hari sempat booming ada orang yang pesan "cewek" bisa secara online pula he..he...

Dulu berbagai kebutuhan baik untuk skala industri maupun rumah tangga sangat bergantung pada bahan yang bernama kayu dan besi. Sekarang orang semakin pintar dan kreatif. Mobil yang bodinya semula terbuat dari bahan plat besi belakangan mulai terdengar mobil berbodi semacam plastik (baca = fiberglass).

Untuk keperluan rumah tangga, misalnya untuk pemipaan (piping) dari saluran (pipa) utama menuju ke rumah-rumah warga pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sepertinya sudah menggunakan pipa dari semacam selang berstandart khusus jadi bukan dari pipa air (pipa leding) yang mungkin dinilai kurang fleksibel. 

Namun untuk pengukur (meter) dan kran yang sudah masuk dalam rumah masih menggunakan sambungan dari pipa leding.

Pipa leding dipandang bukan saja mahal harganya namun juga berat dalam proses pemasangannya. Kita tahu konstruksi pipa leding memang kuat. Untuk membuat sambungan dari pipa leding terlebih dulu harus membuat drat dan itu membutuhkan peralatan khusus (semacam senai) yang harganya cukup mahal. Sehingga penggunaan pipa leding dinilai tidak praktis (simpel) lagi. 

Kini untuk keperluan pemasangan pipa air skala rumah tangga orang sudah terbiasa menggunakan pipa dari bahan semacam plastik yang populer dengan sebutan pipa paralon PVC (Poli Vinil Chlorida).

Pipa paralon dari bahan PVC dengan merek beragam bisa diperoleh dengan mudahnya di toko bangunan. Harganyapun bervariasi sesuai merek (kualitas)nya. 

Membuat rak helm dan gantungan jas hujan dari pipa paralon 

Sebagian orang tak hanya menggunakan paralon untuk keperluan saluran memindahkan air sumur ke dalam tandon yang dipasang di lantai atas rumahnya atau di tempat yang disediakan khusus untuk dudukan tandon. Pipa paralon baru atau sisa pemakaian untuk pemipaan air di rumah bisa saja digunakan untuk keperluan lain seperti untuk rak helm atau tempat hanger (gantungan) jas hujan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun