Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

"Wedang Sirsak", Ueenaak dan Menyehatkan!

18 Januari 2019   19:46 Diperbarui: 18 Januari 2019   19:47 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wedang Sirsak ala saya (dok.pri)

Minum yang masam-masam (Jawa = kecut) di pagi hari bagi sebagian orang sering dianggap kurang tepat alasannya antara lain minuman masam kadang menimbulkan sakit perut bagi mereka yang tidak terbiasa apalagi tanpa didahului sarapan pagi.

Mungkin sebagian orang menganggap hal itu tidak menjadi masalah karena menyangkut soal kebiasaan saja (life style). Buktinya orang Inggris atau Amerika atau sebagian bangsa-bangsa di belahan dunia lainnya sudah terbiasa sarapan tanpa nasi atau gandum (bahan berkarbohidrat lainnya), cukup dengan buah atau sayuran tertentu. 

Buah sirsak matang (dok.pri)
Buah sirsak matang (dok.pri)
Salah satu contohnya sarapan ala Amerika atau American Breakfast yakni dengan makan pisang (Cavendis atau Ambon) minumnya pakai air jeruk toh mereka sehat-sehat saja. Pastinya hal itu sangat berbeda dengan kebiasaan (kultur) masyarakat kita.

Mencoba wedang sirsak yang menyehatkan 

Meski punya kebiasaan yang berbeda dengan masyarakat asing soal minuman masam di pagi hari namun saya percaya sebagian masyarakat kita sudah nggak peduli lagi dengan pendapat itu. Kami termasuk yang sudah mulai terbiasa dengan minuman masam. 

Penampang buah sirsak (dok.pri)
Penampang buah sirsak (dok.pri)
Musim hujan yang sedang berlangsung seperti sekarang ini menyebabkan beragam jenis buah dan sayur tumbuh subur dan banyak kita temukan di pasar-pasar (lapak sayur) sekitar tempat tinggal kita. Salah satunya ialah buah sirsak.

Tanaman buah sirsak atau yang bernama ilmiah Annona muricata bagi masyarakat desa mungkin sudah dianggap sebagai jenis buah yang nyaris tak ada nilainya karena dengan mudahnya tumbuh secara liar hampir di setiap halaman (pekarangan) rumah mereka. Para warga desa tadi mungkin sudah terlalu bosan dengan buahnya. Sehingga buah-buahnya tak jarang dibiarkan sampai ranum di pohon dan jatuh ke tanah. 

Daging buah sirsak yang sudah dibersihkan (dok.pri)
Daging buah sirsak yang sudah dibersihkan (dok.pri)
Masyarakat modern kini memiliki persepsi yang berbeda terhadap buah yang oleh masyarakat Jawa dinamakan Moris atau etnis Madura menyebutnya dengan istilah Nangka Inglen itu. Sebagian masyarakat kini sudah tidak lagi memandang sebelah mata dengan buah yang asalnya dari Amerika Latin (selatan) itu.

Dari buah sirsak bisa diolah menjadi jenis makanan baru seperti sirup, jenang (dodol) rasa sirsak, minuman dalam kemasan dan masih banyak lagi aneka olahan dari bahan sirsak.

Biji buah sirsak bisa dimanfaatkan untuk bio insektisida (dok.pri)
Biji buah sirsak bisa dimanfaatkan untuk bio insektisida (dok.pri)
Di pasar tradisional dekat rumah kami yang namanya buah sirsak kini lagi musim-musimnya. Untuk sekilo buah sirsak ranum dan berkualitas bagus cukup dihargai lima sampai tujuh ribu rupiah. Sebulan ini kulkas kami tak jarang terisi buah sirsak selain sayur dan bahan makanan lainnya.

Kami memanfaatkan buah sirsak untuk minuman segar atau wedang. Cara membuatnya juga sangat mudah. Buah sirsak yang sudah matang betul (ranum) dikeluarkan daging buahnya. Pisahkan biji dan kulitnya. Lalu tambahkan air dan gula secukupnya lalu diaduk-aduk, minuman berbahan sirsak sudah bisa dinikmati. Rasanya asam-manis. 

Kadang ditambahkan bongkahan es batu agar terasa nyeesss dan menyegarkan. Atau bagi mereka yang tak suka terlalu dingin, cukup dimasukkan dalam kulkas rasanya sudah cukup menyegarkan.

Buah sirsak juga pas untuk dibuat jus. Sedikit ribet sih karena membutuhkan juicer dan listrik. Bongkahan es batu berukuran kecil, daging buah sirsak yang sudah dibersihkan dari kulit dan bijinya, gula dan susu kental manis secukupnya dimasukkan dalam gelas juicer lalu dijus beberapa menit jadilah minuman es jus sirsak yang menggoda selera.

Kalau saya pribadi lebih memilih yang simpel dan nggak pakai ribet he..he.., untuk memanfaatkan buah sirsak ini cukup dibuat wedang (minuman hangat) sirsak. Wedang sirsak bisa diminum setelah sarapan pagi atau kapan saja sesuka saya. Cara pembuatannya juga sangat mudah. Siapkan air hangat atau yang mendidih sekalipun. 

Masukkan daging buah sirsak dalam gelas, tuangkan air hangat. Dengan air hangat diharapkan zat gizi daging buah sirsak akan larut ke dalam air hangat tadi. Tambahkan gula pasir secukupnya, lalu aduk-aduk, wedang sirsakpun bisa dinikmati dalam kondisi hangat-hangat. Bila kurang manis bisa ditambahkan gula sesuai selera.

Bagi sebagian orang fungsi gula pasir bisa digantikan oleh gula merah (Gulo Jowo) atau bahkan gula batu. Atau gula khusus bagi mereka yang menderita diabetes. Meski bukan penderita diabetes bisa saja seseorang menggunakan pemanis berupa gula aren, gula merah dan gula batu (kristal) sebagai pemanis wedang sirsak, hal itu soal selera saja.

Buah sirsak kaya manfaat 

Meski tidak tahu persis berapa jumlahnya tapi banyak orang meyakini kalau buah sirsak itu kaya akan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Banyak sumber di internet mengatakan demikian (1)(2)(3). Kalangan medis mungkin masih merasa perlu melakukan pengujian lebih lanjut (berulang-ulang dan teliti) tentang kasiat buah sirsak itu.

Dikutip dari laman playon.co.id bahwa kandungan gizi buah sirsak itu cukup lengkap. Setiap 100 gram daging buah sirsak mengandung bahan sebagai berikut : 16,8 gram karbohidrat, 1 gram protein, 0.3 gram lemak, 3.3 gram selulose (serat), 66 kalori, 20.6 miligram vitamin C (34% AKG = Angka Kecukupan Gizi) dan 0.1 miligram vitamin B6 (3% AKG).

Selain itu daging buah sirsak juga mengandung : 0.1 miligram riboflavin (3% AKG), 14 miligram asam folat (3% AKG), 0.3 miligram asam pantotenat (3% AKG), 0.9 miligram niasin (4% AKG), 0.1 miligram tembaga (4% AKG), 278 miligram potasium (8% AKG), 21 miligram magnesium (5% AKG), 0.6 miligram zat besi (3% AKG), 27 miligram posfor (3% AKG), 0.1 mg thiamin (5% AKG).

Beberapa penyakit berat yang kabarnya bisa dicegah atau bahkan ditekan setelah rajin mengonsumsi buah sirsak di antaranya kanker atau tumor, diabetes dan jantung. 

Banyak industri jamu baik skala besar maupun yang home industry memanfaatkan daun sirsak untuk obat kanker. Dua industri jamu yang sangat terkenal di Semarang yakni Sdmncl dan Brbdr juga mengekstraksi daun sirsak yang diyakini mampu menjinakkan tumor (kanker).

Kulit buah sirsak (dpk.pri)
Kulit buah sirsak (dpk.pri)
Tak hanya daun dan buah sirsak yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Kulit dan bijinya juga bisa dimanfaatkan untuk pestisida alami (bio insektisida) bagi tanaman.

Dikutip dari laman nafiun.com Bahwa biji dan kulit sirsak itu ternyata mengandung senyawa alkaloid. Senyawa ini kalau diproses lebih lanjut akan sangat ampuh untuk membunuh ulat grayak.

Cara pembuatan bio insektisida ini juga sangat sederhana. Satu kilo biji sirsak (sekitar delapan buah sirsak) ditumbuk halus, kemudian hasil tumbukan direndam dalam pelarut heksana (pelarut kimia) selama empat hari.

Rendaman itu kemudian disaring. Dan ekstrasi atau sari biji sirsak diuapkan untuk menghilangkan zat pelarut. Langkah penguapan ini dilakukan untuk membersihkan sari sirsak dari zat kimia.

Hasil dari sekilo biji sirsak ini akan menghasilkan sekitar 150 mililiter bio insektisida. Jumlah ini sudah mampu untuk membasmi ulat grayak yang menyerang seperempat hektar lahan pertanian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun