Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Nolina, Tanaman Unik Pemercantik Halaman

16 November 2018   20:07 Diperbarui: 16 November 2018   20:16 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang memiliki kesukaan terhadap sesuatu (hobi) yang berbeda-beda. Dalam satu rumah saja, masing-masing anggota keluarga di rumah itu boleh jadi mempunyai hobi yang tidak sama. Semua hobi pada dasarnya baik asal mendatangkan kemanfaatan bagi penghobi itu sendiri maupun orang lain yang ada di sekitarnya. Hobi juga tidak boleh bertentangan dengan norma keagamaan dan hukum yang berlaku di masyarakat.

Misalnya berkebun atau bercocok tanam tanaman hias, kenapa tidak. Itu hobi yang positif dan bermanfaat. Hobi kadang harus ditempuh meski dengan sedikit pengeluaran ekstra. 

Lebih dekat dengan nolina (dok.pri)
Lebih dekat dengan nolina (dok.pri)
Bercocok tanam tanaman hias bisa dilakukan dengan mudah dan murah. Tidak membutuhkan lahan yang luas, cukup di halaman rumah kita yang sempit karena tanaman bisa ditumbuh-kembangkan dalam pot, plastik polibag atau wadah apa saja seperti bekas kaleng susu dan kemasan oli.

Hobi bercocok tanam tanaman hias bagi sebagian orang awalnya mungkin hanya sekedar kelangenan (kegemaran/kesenangan) yang dilakukan untuk mengisi waktu luang agar rumah nampak lebih Indah dan sedap dipandang mata. Namun bukan tidak mungkin lambat laun bisa dikembangkan menjadi sebuah lahan bisnis yang menjanjikan. 

Pangkal batang (bonggol) nolina (dok.pri)
Pangkal batang (bonggol) nolina (dok.pri)
Ada beragam jenis tanaman hias yang bisa kita tanam di halaman rumah kita yang mungkin tidak begitu luas itu. Beberapa diantaranya dari jenis adenium (Kamboja Jepang), sansivieria (lidah mertua), pachipodium, aglaonema, anthurium dan nolina serta masih banyak lagi jenis tanaman hias yang bisa ditanam sesuai selera kita.

Nolina juga merupakan tanaman hias yang bukan saja berpenampilan unik namun juga mudah menanamnya.  

Tanaman hias Nolina atau istilah asingnya ponytail palm. Disebut ponytail palm karena daunnya menjuntai seperti ekor kuda poni. Sementara pangkal batang (bonggol) nya menggelembung seperti kaki gajah atau pohon palem. Namun nolina bukan termasuk keluarga palem. Nolina bernama ilmiah Beaucarnea recurvata merupakan salah satu tanaman hias yang berasal dari famili Asparagaceae. 

Tanaman ini pertama kali ditemukan oleh seseorang berkebangsaan Perancis bernama Victor Lemoine dari daratan Mexico, sekitar tahun 1870 (1). 

Pangkal batang nolina yang menggelembung seperti kaki gajah atau pohon palem itu sebenarnya sebagai cadangan air tak ubahnya bonggol adenium. Jenis batang yang demikian dinamakan sukulen. Cadangan air akan sangat berfungsi saat tanaman dalam kondisi kekurangan air jadi tanaman ini relatif tahan terhadap kekeringan karena memang nolina itu asalnya dari daratan panas Mexico.  

Nolina sering ditanam dalam pot dan ditempatkan di teras rumah atau halaman sebelah dalam. Kadang digunakan sebagai ornamen di halaman depan dengan menempatkan pot nolina di atas pilar sehingga terlihat menarik. 

Pada umumnya, nolina yang berukuran kecil dijadikan sebagai hiasan di sudut ruangan rumah, sedangkan nolina yang berukuran besar dapat ditempatkan di halaman luar atau di tengah-tengah taman yang luas.

Dalam keadaan normal (alamiah) tanaman hias nolina itu tidak menghasilkan cabang. Cara reproduksi (perbanyakan) tanaman nolina dilakukan dengan cara generatif yaitu dengan menggunakan biji yang dihasilkan setelah tanaman dewasa.

Di lingkungan aslinya nolina bisa tumbuh lebih dari lima meter bahkan puluhan meter. Agar terlihat tidak monotone maka pangkal batang (bonggol) nolina bisa dicreate sedemikian rupa sehingga tampil lebih menarik. Caranya antara lain dengan memotong pangkal batang, memotong batang atau dengan menggabungkan dua umbi. Informasi selengkapnya bisa dibaca di sini. 

Selain dengan membuat batangnya bercabang, untuk meningkatkan daya tarik nolina bisa dengan cara meliuk-liukan batangnya. Untuk membuat batang nolina seperti itu tidaklah sulit namun diperlukan kesabaran ekstra. Untuk menghasilkan bentuk batang nolina yang meliuk-liuk dilakukan dua cara yaitu dengan mengarahkan pertumbuhannya atau mengendalikan pertumbuhan batang dengan tali kawat. 

Cara kedua ini seperti kalau sedang menggayakan bentuk pada adenium. Penghobi harus hati-hati agar batang tanaman tidak rusak (patah). Informasi selengkapnya bisa dibaca di sini. 

Nolina dikenal sebagai tanaman yang relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Tanaman ini bandel dan tidak perlu terlalu sering disiram, penyiraman yang berlebihan dikawatirkan akan menyebabkan bonggol menjadi busuk.

Nolina lebih cocok untuk tumbuh dan berkembang pada kisaran suhu antara hangat sampai panas yaitu 30-35 derajad celcius. Tanaman nolina malah kurang cocok untuk dikembangkan di dataran tinggi. Pendapat lain menyebutkan kalau suhu terbaik untuk nolina adalah 28-30 derajat celcius. Dalam tumbuh kembangnya nolina sangat membutuhkan sinar matahari atau bisa dikatakan membutuhkan penyinaran sepanjang hari (2).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun