Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sedih, Hewan Kesayangan Mendadak Mati Tragis

21 Oktober 2018   17:10 Diperbarui: 21 Oktober 2018   17:09 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Raya Idul Fitri ke-2 (H+2) dua tahun lalu menjadi hari yang menyedihkan bagi putri semata wayang kami pasalnya dihari itu seekor kucing kesayangannya harus rela meregang nyawa karena terlindas roda bus pariwisata yang sebelumnya sempat parkir di depan rumah kami.

Saya juga tidak tahu persis bagaimana awalnya sang kucing jantan yang punya panggilan Max itu tiba-tiba berada di kolong bus yang mengangkut rombongan keluarga dari Kota Lamongan, Jawa Timur itu.

Sayang kucing (dok.pri)
Sayang kucing (dok.pri)
Beberapa tetangga yang siang itu sedang asyik nongkrong menikmati  makan siang di warung pojok dekat rumah mengaku melihat Max sempat kejet-kejet (mengejang) tatkala roda belakang kendaraan berbadan lebar dan panjang itu mulai menggencet tubuhnya yang bersih dan gemuk. 

Sopir bus dan para penumpangnya bahkan tidak mengetahui kalau di kolong kendaraan yang mengangkut anggota keluarga besar dalam rangka halal bi halal itu terdapat seekor kucing yang sedang tertidur pulas, kucing itu menjadi kesayangan putri kami. 

Akrab dengan lebah madu (dok.pri)
Akrab dengan lebah madu (dok.pri)
Mungkin Max mengira bus yang sedang parkir itu merupakan  bangunan (rumah) besar sehingga nyaman untuk berteduh siang itu. 

Herannya lagi, Max tidak cepat tanggap dan menyingkir ke tempat lain ketika bus mulai distarter sang sopir padahal suara mesin bus itu begitu kerasnya. Sudah nasibnya kali ya, Max harus mati dengan cara seperti itu.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Asal tahu saja, Max merupakan kucing jantan hasil persilangan (blasteran) antara kucing ras Persia dengan kucing lokal unggul. 

Orang-orang di warung sempat berteriak histeris ketika melihat Max mengejang (sakaratul maut) sesaat sebelum nyawanya benar-benar melayang.

Mendengar teriakan berulang kali dari para tetangga yang sempat menyebut-nyebut kalimat "kucinge sopo kuwi sing keplindes bis (kucing siapa itu yang terlindas bus, red)", kamipun tergerak keluar rumah untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Serta merta putri kami menangis menjerit, air matanya jatuh berderai  melihat Max dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Badannya menjadi gepeng akibat terlindas ban belakang bus. 

Organ dalamnya tidak sampai terburai keluar namun dari dalam mulutnya keluar cairan. Max akhirnya mati. Saran seorang tetangga yang melihat kejadian itu, Max harus dikuburkan secara baik-baik, layaknya menguburkan manusia saja. 

Setelah dimandikan, badan Max kami bungkus dengan kain putih bersih lalu dikubur di sudut lain dari halaman depan rumah kami.

Iguana (dok.pri)
Iguana (dok.pri)
Dua tahun sudah Max meninggalkan kami. Sampai sekarang ketika melihat ke arah gundukan tanah di mana Max terbaring selamanya, putri kami masih suka menangis sesenggukan. Hatinya telanjur terpaut terlalu dalam dengan kucing jinak dengan bulu halus dan tebal itu.

Manfaat memiliki hewan kesayangan 

Max merupakan salah satu contoh dari sekian banyak hewan kesayangan yang dipelihara orang dan kebetulan bernasib malang.

Kejadian yang menimpa Max sungguh di luar dugaan dan begitu menyedihkan. Apa yang dialami Max bukan tidak mungkin bisa menimpa hewan kesayangan milik siapapun. 

Kami mencoba membujuk putri kami dengan membelikan kucing baru agar kesedihannya berangsur hilang namun ia tetap tak mau dengan kucing baru. Katanya, "tak bisa ke lain kucing pah" sambil menangis terisak-isak.

Selama hidup Max menjadi teman bermain putri kami. Saat belajar, makan atau bahkan saat sholat Max selalu ngglibet di sekitar putri kami. Max bukan saja jinak namun juga pintar. Ia tak mau makan selain makanan khusus yang diberikan  untuknya. 

Tak heran bila putri kami merasa sangat kehilangan ketika ia mendadak mati tragis dan sangat memilukan. 

Dengan memelihara Max, tidak banyak waktu luang (kesempatan) yang ada terbuang percuma. Sepulang sekolah, sang putri pasti membelai kucingnya dengan penuh kasih. Mengecek perutnya apa sudah terisi makanan. 

Kesempatan yang ada tak cuma digunakan untuk bermain gadget atau untuk nonton TV melainkan belajar merawat kehidupan. Memelihara hewan hakikatnya adalah salah satu contoh latihan sederhana untuk merawat kehidupan. 

Secara teratur memberikan makanan minuman, vitamin atau obat bila sakit, memandikan, membersihkan kotoran dan kandang merupakan kegiatan bermanfaat dalam rangka memupuk rasa tanggung jawab dan welas asih (kasih sayang) terhadap keberlangsungan hidup si kucing. Atau bahkan hewan (kesayangan) dan kehidupan pada umumnya.

Labi-labi (dok.pri)
Labi-labi (dok.pri)
Memelihara hewan kesayangan sebaiknya memang sepasang, jantan dan betina, tak lain bertujuan agar bisa berkembang biak. 

Hewan tak ubahnya manusia seperti kita yang juga membutuhkan naluri untuk bereproduksi agar jenisnya tidak mengalami kepunahan.

Setelah hewan kesayangan tadi menghasilkan keturunan (beranak pinak) maka ada kewajiban untuk lebih bersungguh-sungguh  merawatnya. 

Sang induk betina secara alamiah memang bisa menyusui anaknya namun peran pemelihara hewan juga sangat penting. 

Kalau induk betina ogah menyusui anaknya karena sesuatu yang tak dimengerti maka pemelihara perannya mulai diperlukan, mengambil alih gantian menyusui ha..ha.., maksud saya memberikan susu dengan bantuan botol lengkap dengan dotnya. Hal itu menjadi bahan berharga melatih rasa sayang, tanggung jawab dan pastinya kesabaran pemeliharanya.

Max merupakan salah satu contoh hewan kesayangan. Perlakuan (kasih sayang) yang diberikan harusnya sama dengan yang diberikan kepada hewan kesayangan jenis lainnya. 

Selain menaruh perhatian dan kasih sayang kepada kucing, seseorang bisa saja memelihara hewan-hewan kesayangan lainnya seperti anjing, sugarglider (sejenis tupai asal Papua), beraneka burung, iguana (sejenis kadal dengan kaki bercakar serta kulit bersisik kasar), labi-labi (dinamakan juga bulus Jepang), lebah madu dan masih banyak jenis hewan kesayangan lainnya.

Memelihara hewan-hewan kesayangan tidak menjadi masalah selama tidak melanggar undang-undang perlindungan satwa yang berlaku di negara kesatuan Republik Indonesia. 

Jadi hewan-hewan yang dilindungi dan terancam punah maka dilarang untuk dipelihara secara perorangan kecuali negara atau lembaga khusus yang berkompeten memeliharanya. 

Pro dan kontra seputar jenis-jenis hewan kesayangan tak jarang juga terangkat ke permukaan. 

Binatang anjing misalnya, yang oleh umat Islam, liurnya mengandung najis dan dagingnya haram untuk dikonsumsi toh ada sebuah riwayat di zaman Rasulullah Muhammad SAW, seseorang mendapatkan pahala karena menolong memberikan minum seekor anjing yang nyaris sekarat karena kehausan.

Dari pro dan kontra seputar pemeliharaan hewan kesayangan sebaiknya dipetik hikmahnya saja, yang positif diambil tanpa harus memperlebar jurang permasalahan (1)(2)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun