Hari Raya Idul Fitri ke-2 (H+2) dua tahun lalu menjadi hari yang menyedihkan bagi putri semata wayang kami pasalnya dihari itu seekor kucing kesayangannya harus rela meregang nyawa karena terlindas roda bus pariwisata yang sebelumnya sempat parkir di depan rumah kami.
Saya juga tidak tahu persis bagaimana awalnya sang kucing jantan yang punya panggilan Max itu tiba-tiba berada di kolong bus yang mengangkut rombongan keluarga dari Kota Lamongan, Jawa Timur itu.
Sopir bus dan para penumpangnya bahkan tidak mengetahui kalau di kolong kendaraan yang mengangkut anggota keluarga besar dalam rangka halal bi halal itu terdapat seekor kucing yang sedang tertidur pulas, kucing itu menjadi kesayangan putri kami.Â
Herannya lagi, Max tidak cepat tanggap dan menyingkir ke tempat lain ketika bus mulai distarter sang sopir padahal suara mesin bus itu begitu kerasnya. Sudah nasibnya kali ya, Max harus mati dengan cara seperti itu.
Orang-orang di warung sempat berteriak histeris ketika melihat Max mengejang (sakaratul maut) sesaat sebelum nyawanya benar-benar melayang.
Mendengar teriakan berulang kali dari para tetangga yang sempat menyebut-nyebut kalimat "kucinge sopo kuwi sing keplindes bis (kucing siapa itu yang terlindas bus, red)", kamipun tergerak keluar rumah untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Organ dalamnya tidak sampai terburai keluar namun dari dalam mulutnya keluar cairan. Max akhirnya mati. Saran seorang tetangga yang melihat kejadian itu, Max harus dikuburkan secara baik-baik, layaknya menguburkan manusia saja.Â