Syair kidungan tadi berisi guyonan / dagelan (lawakan) yang nadanya mengejek Basman sebagai kawan Kartolo karena kalau melihat perempuan (cantik) ia menampakkan ekspresi mata melotot dan hidungnya berkembang.
Contoh lain penggalan syair kidungan Cak Kartolo,Â
"Tuku wesi nang pasar loak molih awan nek liwat ndupak, wong saiki gak perduli wis anak-anak kepingin nggudo prawan sampek ketatap becak" (beli besi ke pasar loak pulang siang kalau lewat Jalan Dupak, orang sekarang nggak peduli sudah berkeluarga ingin menggoda gadis sampai tertabrak becak, red).
Syair kidungan di atas isinya mengejek (menyindir) lelaki yang sudah berkeluarga kok masih suka menggoda gadis hingga tertabrak becak.
Masih banyak lagi kidungan-kidungan yang bukan saja pas di telinga penikmatnya namun juga bikin gerr.
Kidungan ludruk mungkin dianggap sesuatu yang langka untuk zaman sekarang ini karena itu perlu dilindungi dan dilestarikan. Kidungan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kesenian tradisional ludruk.Â
Kalau sebagai generasi muda kita getol menyaksikan gelaran stand up comedy yang ditayangkan di berbagai stasiun TV, pastinya juga ada waktu donk buat melihat ludruk beserta kidungan-kidungannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H