Untuk bisa sampai ke kompleks makam Sunan Giri dan keluarganya, para peziarah harus berjalan kaki melewati banyak trap-trap tangga. Kompleks makam Sunan Giri dan kerabatnya berada di sebuah bukit yang cukup tinggi.Â
Kini di sisi kiri objek wisata religi kebanggaan masyarakat Gresik itu juga berdiri Museum Sunan Giri yang belum lama ini diresmikan penggunaannya untuk dikunjungi masyarakat luas.
Selain kompleks pusara, di sisi kanan tak jauh dari pekuburan Giri bisa pengunjung saksikan Masjid Giri yang dibangun Sunan Giri ribuan tahun silam.
Agar berdoa atau bermunajad menjadi lebih khusyuk maka pengelola situs makam sengaja melarang pengunjung memasang HP nya atau mengambil gambar (memotret) yang dikhawatirkan akan mengganggu kekhusyukan mereka yang sedang berdoa di makam.
Sejarah Singkat Sunan GiriÂ
Dari jalur ayahandanya, Sunan Giri masih keturunan ke-23 dari Rasulullah Muhammad SAW. Beliau lahir di Blambangan (Banyuwangi) pada tahun Saka Candra Sengkala "Jalmo Orek Werdaning Ratu" (1365 Saka), dan wafat pada tahun Saka Candra Sengkala "Sayu Sirno Sucining Sukmo" (1428 Saka) di Desa Giri, Kebomas, Gresik-Jawa Timur.
Ayah kandung Sunan Giri bernama Imam Ishaq Makdum (Maulana Ishaq bin Maulana Akbar) atau sebagian kalangan menyebut dengan nama Syeh Maulana Ishaq atau Syeh Awalul Islam, seorang mubaligh dari Samarkand - Asia Tengah. Ibunda beliau adalah Dewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu, seorang adipati Blambangan pada masa menjelang runtuhnya Kerajaan Majapahit.
Sewaktu masih berusia belasan tahun, Sunan Giri dibawa asuhan Nyai Ageng Pinatih, syahbandar kaya raya asal Gresik yang kelak menjadi ibunda angkatnya. Kala itu sang sunan diberi nama Joko Samudro karena ditemukan awak kapal Nyai Ageng Pinatih dalam peti besi terapung-apung di tengah samudera.
Nyai Ageng Pinatih kemudian menyekolahkan Joko Samudro ke pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel) di Ampel Denta Surabaya. Selama belajar di pesantren Ampel, Joko Samudro diberi nama Raden Paku. Tujuh tahun lamanya Raden Paku memperdalam Agama Islam kemudian lulus dan diwisuda dengan gelar Ainul Yaqin.
Mengingat perkembangan kecerdasan Joko Samudro yang begitu pesat, dan Sunan Ampelpun tahu kalau Joko Samudro itu adalah anak kandung Maulana Ishaq maka bersama Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) akhirnya mereka berdua dikirim ke Pasai untuk mendalami Islam.
Sepulang dari Samudra Pasai, Joko Samudro atau Raden Paku kemudian mendirikan pesantren di kawasan Sidomukti, Kebomas-Gresik pada tahun 1403 Saka (1481 Masehi). Pesantren Giri akhirnya maju dengan pesat hingga menjadi sebuah kerajaan yang dinamakan Giri Kedaton.