Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Tandak Bedes" Masih Jadi Hiburan Meriah di Zaman Now

5 Oktober 2018   10:23 Diperbarui: 7 Oktober 2018   19:10 2978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tandak bedes di Car Free Day Surabaya (dok.pri)

Berbeda dengan tandak bedes zaman sekarang, dulu hewan yang digunakan untuk pertunjukan bukan hanya monyet (Jawa = bedes / ketek) melainkan juga anjing dan ular.

Semua hewan yang digunakan untuk pertunjukan tandak bedes tentu sudah dilatih oleh pemiliknya agar jinak dan pintar. Sehingga dengan gampang mengikuti perintah majikannya.

Monyet yang sudah terlatih diminta beratraksi dengan membawa timba, pikulan, memasang topeng di mukanya, bermain sepeda dan atraksi-atraksi lainnya.

Anjing pun tak mau kalah. Ia beratraksi dengan berdiri dengan dua kaki belakangnya sambil menjulurkan lidahnya. Monyet kemudian naik ke punggung anjing sambil berputar-putar beberapa kali.

Yang paling ditunggu-tunggu oleh para penonton ialah atraksi ular. Setelah tukang mengeluarkan seekor ular dari kotaknya seketika itu para tetangga yang sedang menonton terperangah. Ekspresinya juga berbeda-beda, ada yang bersorak riang karena begitu senangnya melihat ular. 

Ada yang ketakutan sehingga jemari tangannya mencengkeram bahu penonton lainnya. 

Ular yang diperkirakan ular sawah jinak itu kemudian melilit pinggang sang tukang. Kadang bila dipegang ekornya dengan posisi kepala di bawah, spontan saja sang ular bergerak ke atas menuju ujung ekornya.

Semua atraksi baik monyet, anjing dan ular diiringi alat musik semacam jidor yang dipukul dengan alat khusus. Dung..dung..dung..dung.. begitu kira-kira bunyinya, sangat sederhana dan monotone.

Tandak bedes beratraksi di pasar kaget Gresik (dok.pri)
Tandak bedes beratraksi di pasar kaget Gresik (dok.pri)
Kini tandak bedes sudah tidak menampilkan atraksi anjing dan ular, namun dari sisi instrumen sudah lebih menarik meski masih tetap monoton. Selain alat musik pukul semacam jidor (dram), kendang, tukangnya juga menggunakan lempengan logam yang ketika dipukul berbunyi ting..ting..ting...

Monyet beratraksi sendirian dengan beragam atraksi yang kurang lebih sama dengan atraksi tandak bedes zaman dulu.

Tandak bedes di antara para penonton (dok.pri)
Tandak bedes di antara para penonton (dok.pri)
Atraksi tandak bedes (topeng monyet) kini jarang digelar di kampung-kampung. Kalau toh ada yang nanggap, ongkosnya pun terbilang cukup mahal, sekali beratraksi sang tukang sedikitnya mematok ongkos lima puluh ribu rupiah padahal atraksinya sudah kurang menarik lagi.

Atraksi tandak bedes dewasa ini banyak kita temukan di antara kemeriahan Car Free Day atau di hiruk-pikuknya pasar kaget yang berlangsung di daerah tertentu.

Di era digital sekarang ini di mana internet sudah menjadi santapan sehari-hari. Nyatanya tandak bedes masih tetap eksis tak tergerus zaman. Terbukti masih menjadi alternatif tontonan meriah nan menghibur sebagian masyarakat kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun