Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

"Salam Tempel" Jadi "Seger-segeran" di Momen Lebaran

11 Juni 2018   11:56 Diperbarui: 11 Juni 2018   12:47 1311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berpikir positif saja kepada para orang tua atau siapapun yang ajeg berbagi rezeki melalui salam tempel untuk anak, keponakan, saudara yang lebih muda atau siapa saja.

Tidak perlu khawatir dengan pengaruh buruk salam tempel. Memberi ya memberi saja dengan ihlas, tidak perlu ditimbang-timbang. Kalau sedang tidak ingin memberi ya tidak perlu dipaksakan malah tidak berkah jadinya.

Memberi salam tempel tak akan menyebabkan orang menjadi malas berikhtiar, toh salam tempel itu hanya seger-segeran (penyemangat) saja di momen lebaran yang terjadi setahun sekali.

Kebiasaan memberi salam tempel di momen lebaran yang cuma terjadi setahun sekali itu tidak akan mengajari orang untuk bersikap materialistis, artinya memandang atau menghargai orang cuma dari kaca mata harta benda (uang) yang diberikan. 

Kalau kebetulan nggak ngasih salam tempel lantas tidak dihormati atau diorangkan? Saya pikir itu hanya kekhawatiran diri sendiri saja. Orang akan memahami kondisi kita. Tak ubahnya irama sebuah lagu, kadang naik kadang turun begitu pula dengan kondisi ekonomi seseorang. 

Mengganti Salam Tempel dengan Perlengkapan Sekolah 

Sebagian orang menganggap pemberian salam tempel mungkin sudah terlalu mentradisi sehingga perlu divariasi dengan bentuk lainnya agar tidak membosankan.

Untuk anak-anak atau para keponakan, kita bisa mengganti salam tempel dengan hadiah lainnya antara lain bisa berupa kado yang berisi buku, tas sekolah atau perlengkapan sekolah lainnya. Mengingat tak lama setelah lebaran, anak-anak memasuki tahun ajaran baru.

Memberi dengan ihlas mau dipakai apa saja yang penting bermanfaat (dok.pri)
Memberi dengan ihlas mau dipakai apa saja yang penting bermanfaat (dok.pri)
Tradisi salam tempel sebenarnya masih relevan untuk kondisi saat ini dan praktis. Dengan hadiah berupa uang maka bisa digunakan untuk keperluan-keperluan yang lebih luas asal tetap bermanfaat.

Ada juga sebagian keluarga yang berinisiatif mengganti salam tempel dengan mengajak jalan-jalan anak, keponakan atau anggota keluarga lainnya ke taman wisata, kebun binatang atau objek wisata lainnya lalu makan bersama menikmati kebersamaan di momen lebaran nan fitri itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun