Desa Cerme di Kota Gresik, Jawa Timur selama ini dikenal sebagai salah satu kawasan yang menjadi sentra usaha pertambakan. Saat melintasi kawasan Desa Cerme terhampar areal pertambakan warga yang cukup luas.
Namun beberapa pemilik tambak mulai mengalihfungsikan lahan tambaknya untuk kolam pemancingan.
Jadi kalau Anda atau traveler lainnya kebetulan sedang melewati jalan beraspal di sepanjang pertambakan warga Cerme terutama pada hari Minggu dan hari libur lainnya maka akan terlihat banyak orang berdiri atau duduk-duduk mengelilingi tepi kolam pemancingan sambil mengenakan topi, payung dan alat pancing. Mereka adalah para pemancing ikan yang mengadu nasib di kolam tadi.
Kalau Anda kebetulan menyusuri kawasan Cerme itu lebih pagi maka akan berkesempatan berjumpa dengan sekawanan burung bangau karena jenis burung ini paling suka memangsa ikan-ikan kecil yang dibudidayakan di petak-petak tambak tadi.
Ikan-ikan hasil budidaya tambak warga Cerme sebagian di kirim ke daerah Gresik, sebagian lagi dipasarkan ke luar daerah Gresik. Ikan-ikan yang dibudidayakan meliputi bandeng, mujair dan tombro.
Namun para petambak di daerah Gresik biasanya lebih suka membudidayakan ikan bandeng. Nah sebab itulah Gresik dikenal sebagai salah satu sentra ikan bandeng di Jawa Timur.
Sebagian warga Dusun Semampir, Cerme-Gresik selain menjual ikannya dalam bentuk ikan segar, mereka menyiasatinya dengan cara diasapkan.

Pada bulan Ramadan ini lapak ikan asapan milik Cak Rian begitu sapaan akrab Nurianto banyak disambangi para pemilik kendaraan yang melintas di kawasan pertambakan Jalan Cerme.
Mereka rata-rata membeli asapan bandeng atau mujair untuk dibawa pulang dan dimasak lagi sebagai sajian berbuka puasa di rumah.
Dari kejauhan saja bau gurih khas ikan asapan dari lapak Cak Rian ini tercium sampai jarak ratusan meter. Pantas saja banyak pembeli yang berduyun-duyun mendatangi lapaknya karena penasaran dengan ikan asapannya.