Usut punya usut ternyata di dalam "warung pangku" tadi tersedia pelayan yang bukan saja siap melayani pembeli yang datang dan menyajikan makanan/minuman yang dipesan si pembeli tapi si pelayan warung itu juga siap diajak "hoho hiheh" oleh para pembelinya.Â
Wah...pantesan yang beli pada ngantre, nggak tahunya warung yang meski letaknya jauh di pelosok desa itu ternyata punya fasilitas tambahan berupa (maaf) begenggek (wanita PSK, red).Â
Sekarang kembali ke niat (innamal a'malu binniyat) dan kokohnya iman. Godaan bukan karena jauh-dekatnya rumah tinggal seorang muslim dengan tempat (warung) maksiat. Kalau niat dan ihlas beribadah (berpuasa) karena Allah pasti seseorang tadi nggak bakalan mendatangi warung pangku itu.
Bulan Ramadhan yang suci dan penuh berkah ini tentu akan menjadi salah satu momen terbaik dalam menempa diri. Bukan tidak mungkin hidayah Allah akan tercurah kepada siapa saja yang dikehendakiNya.Â
Kalau di bulan-bulan selain Ramadan, mereka mungkin membuka warung makannya secara lebar-lebar, semoga dengan pencerahan dan hidayah Allah menjadikan mereka lebih "santun" lagi. Lebih menghargai (bertoleransi) umat Islam yang sedang berpuasa.
Yang sebelumnya mungkin berjualan makanan/minuman dengan cara yang kurang pantas seperti pada kasus warung pangku. Semoga dalam Ramadhan yang penuh pengampunan dosa ini akan lebih bersih dan halal lagi dalam mengelola warung makannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H