Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Memandang Surabaya dari Menara Masjid Al-Akbar

14 Februari 2017   10:56 Diperbarui: 14 Februari 2017   18:05 11213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kubah Masjid Al-Akbar dari atas menara (dok.pri)

Saya pernah mengunjungi masjid besar ini empat tahun yang lalu. Saya masih ingat betul, waktu itu saya berkunjung di hari biasa dan kebetulan cuaca sedang mendung. Saya tiba di lokasi Masjid Al-Akbar sekitar jam 2 siang. Sebelum melihat-lihat seisi masjid, saya sempatkan diri menunaikan ibadah Sholat Dhuhur karena belum masuk waktunya Ashar. Usai sholat, saya mencoba menikmati sudut-sudut cantik masjid yang menjadi kebanggaan warga Surabaya itu.

Disain interior dan eksteriornya sudah tak disangsikan lagi pesonanya, sangat menawan, tak kalah dengan Masjid Istiqlal di Jakarta. Meski belum maksimal saya memandangi megahnya Masjid Al-Akbar karena terkendala datangnya mendung dan turunnya hujan namun saya bersyukur bisa bernaung, menunaikan sholat dan mengagumi gaya arsitekturnya.

Ruas jalan tol Surabaya - Porong (dok.pri)
Ruas jalan tol Surabaya - Porong (dok.pri)
Hari Minggu (12/02) pagi saya mendatangi kembali Masjid Al-Akbar. Kali ini tidak sendirian melainkan bersama anak dan istri. Suasana sekitar masjid di Hari Minggu dengan hari-hari biasa tentu berbeda. Kebetulan Minggu pagi itu cuaca sedang terang bersahabat sehingga bisa dengan leluasa menikmati pesona masjid yang kabarnya termasuk masjid besar di Asia Tenggara.

Pada Hari Minggu Masjid Al-Akbar menjadi tujuan wisata warga Surabaya dan sekitarnya. Para pedagang kaki lima berjajar rapi memajang dagangannya. Beraneka macam makanan dan minuman tersedia di sana. Tak jauh dari lapak-lapak para pedagang kecil itu kita temukan pasar kaget yang memperjual-belikan beragam barang kebutuhan mulai dari makanan, minuman, pakaian, sembako, buah dan masih banyak lagi.

Seperti halnya taman kota atau tempat hiburan meriah lainnya, Masjid Al-Akbar Surabaya juga menjadi magnet wisatawan yang berasal dari Kota Surabaya dan sekitarnya. Tak hanya beragam kuliner dan kebutuhan lainnya, pengunjung yang ingin berkeliling dengan kuda atau delman di sana juga tersedia.

Berselfie ria (dok.pri)
Berselfie ria (dok.pri)
Empat tahun yang lalu kami belum sempat naik dan melihat lebih dekat menara masjid yang tingginya 99 meter itu. Dari menara masjid yang menjulang ke angkasa, para pengunjung bisa menyaksikan sebagian wilayah Surabaya juga kesibukan arus lalu lintas di ruas jalan tol Surabaya – Porong. Menara Masjid Al-Akbar kini semakin ramai dikunjungi wisatawan.

Untuk bisa ke atas setiap pengunjung harus naik lift dulu, seorangnya dikenakan infaq 7 ribu rupiah. Menurut keterangan salah satu wisatawan yang mengaku pernah mengunjungi menara, sebelum tarif yang berlaku sekarang ini, pihak pengelola wisata menara Al-Akbar mengenakan infaq 3 ribu rupiah untuk seorang pengunjung. Beberapa tahun berselang, terus naik lagi menjadi 5 ribu rupiah per orangnya.

Pengunjung menara Masjid Al-Akbar Surabaya (dok.pri)
Pengunjung menara Masjid Al-Akbar Surabaya (dok.pri)
Setia menjaga menara (dok.pri)
Setia menjaga menara (dok.pri)
Kalau Minggu atau hari libur lainnya, yang naik menara bisa 500 sampai 600 orang,” terang Rofiq. Pria lajang kelahiran 26 tahun silam itu kesehariannya memang sebagai penjaga lift menara masjid. Sebagai penjaga lift ia juga harus jeli dan pandai mengatur pengunjung yang akan naik ke atas menara. Menurutnya, daya tampung dan kekuatan lift tidak bisa disamakan dengan lift gedung-gedung besar atau bertingkat lainnya. Ia hanya membatasi 4 sampai 5 orang saja yang boleh diangkut lift saat naik atau turun dari menara.

Pada hari-hari biasa pengunjung menara berkisar antara 20 hingga 30 orang,” lanjut pria muda asal Gayungan - Surabaya itu. Minggu pagi kemarin menara Masjid Al-Akbar Surabaya tampak ramai dikunjungi wisatawan. Para pengunjung rela antri karena penasaran dengan panorama yang terlihat dari atas menara. Di atas menara juga tersedia toko makanan, jadi kalian nggak perlu khawatir kelaparan. Wow…kubah Masjid Al-Akbar tampak keren dari atas menara. Momen yang menarik tentu jangan dilewatkan begitu saja, berselfie ria atau foto bersama keluarga tercinta dengan latar belakang kubah masjid tentu menjadi agenda wajib saat berwisata ke menara Masjid Al-Akbar Surabaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun