Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Berburu Kroto Demi Menghidupi Keluarga

17 Juni 2016   22:56 Diperbarui: 13 Agustus 2016   11:29 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rajin mendatangi pohon-pohon yang ada semut rang-rangnya (dok.pri)

Meski wajib menahan diri dari makan, minum dan apa saja yang merusak pahala puasa namun rutinitas keseharian harus tetap dijalankan. Prinsip itu yang juga dipegang teguh oleh Sumardi (50 tahun), seorang warga Dusun Semambung, Driyorejo-Gresik, Jawa Timur.

Mardi, demikiaan sapaan sehari-hari Sumardi, ia termasuk salah satu dari sekian banyak umat Islam di muka bumi ini yang cukup mendapat tantangan dalam menjalankan kesehariannya di Bulan Ramadhan ini. Betapa tidak, setiap harinya pria berputera dua itu harus berjalan cukup jauh untuk berburu kroto (telur semut rang-rang), sementara ibadah puasanya tak ingin ia tinggalkan begitu saja dengan alasan haus dan lapar.

Posoan yo tetep kerjo, gawe netepi sandang-pangan anak-bojo (bulan puasa tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan sandang-pangan anak-istri, red)” ungkapnya saat saya temui Jum’at siang kemarin (17/06/2016).

Menurut pengakuannya dalam sehari ia bisa mendapatkan kroto minimal 7 ons, kadang juga sekilo lebih. Untuk satu (1) kilogram kroto ia jual di toko pakan burung kicau dengan harga 200 ribu rupiah. Asal tahu saja, untuk bisa mendapatkan telur semut rang-rang itu, Mardi cukup mendatangi pohon-pohon yang ada di halaman rumah orang. Bulan puasa ini ia hanya berburu kroto di sekitar tempat tinggalnya.

Ben ora batal posone, aku mlaku cidek-cidek kene wae (agar tak batal puasanya, saya cari kroto dekat-dekat sini saja, red)” tegasnya sambil mengarahkan tiang bambu ke arah pohon mangga yang tinggi itu.

Sebelum menekuni profesi uniknya itu, Mardi pernah bekerja sebagai tenaga cleaning service di sebuah pabrik kertas yang ada di dekat rumahnya. Namun ia harus bersabar ketika pabrik kertas itu tiba-tiba menghentikan aktivitas produksinya karena merugi.

Kini ia menyambung hidup bersama keluarganya dengan melakoni profesi sebagai pencari kroto. Bebannya menjadi sedikit berkurang ketika anak pertamanya sudah bekerja dan berumah-tangga sendiri. Sedangkan anak keduanya masih duduk di bangku sekolah Madrasah Aliyah (setingkat SMA).

anakku sing mbarep wis kawin, sing nomer loro sekolah aliyah, aku duwe putu siji (anak pertama saya sudah menikah, anak nomer dua masih sekolah Aliyah, saya punya cucu satu, red)” tukasnya dengan perasaan bersyukur.

Mardi termasuk orang yang tidak mudah menyerah. Ia tetap tegar meski tiba-tiba berhenti bekerja gegara perusahaan di mana ia menggantungkan hidup tiba-tiba berhenti beroperasi karena bangkrut. Saat masih menjadi karyawan pabrik kertas itu, ia sudah mempunyai hobi memelihara burung kicau.

Sampai sekarang koleksi burung kicaunya ada puluhan jenis. Kadang bila kroto hasil buruannya tidak terlalu banyak, kroto itu tidak dijual ke toko pakan burung kicau melainkan hanya untuk pakan burung peliharaannya saja.

Bagi Mardi disengat semut rang-rang mungkin sudah hal biasa, ia bahkan mengaku sudah kebal (tahan) terhadap gigitan semut rang-rang yang terkenal menyakitkan dan terasa panas itu. Namun tantangan justru terletak pada ibadah puasa yang sedang dijalaninya itu.

Salut juga dengan kiprah Pak Sumardi itu. Di bulan Ramadhan dimana sebagian umat Islam kadang merasa tidak leluasa (terganggu) dengan aktivitas sehari-harinya namun berbeda dengan lelaki paruh baya pemburu kroto itu. Ia tetap rajin melakoni pekerjaannya sebagai pemburu telur semut rang-rang dengan konsisten menjalankan ibadah puasa .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun