Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sendang Biru Gresik, Airnya Tidak Biru Lagi!

3 Mei 2016   10:37 Diperbarui: 14 Agustus 2016   07:29 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sendang Biru di Desa Lowayu, Dukun - Gresik (dok.pri)

Saya melihat sesuatu yang unik ketika bertandang ke Desa Lowayu, Dukun – Gresik - Jawa Timur, apa itu? Sebuah danau kecil yang oleh masyarakat desa setempat dinamakan Sendang Biru. Kata sendang merupakan istilah Bahasa Jawa yang berarti danau (kecil). Dinamakan Sendang Biru karena air danau itu memang berwarna kebiruan. Sendang Biru semakin mengundang perhatian masyarakat luas karena berada di areal persawahan dan pertambakan warga Desa Lowayu yang notabene airnya berwarna coklat alias keruh. Tahu sendiri kan seperti apa warna air tambak. Kabarnya Sendang Biru sudah ada sejak puluhan tahun silam.

Ket aku kelas enem SD, Sendang Biru wis ono dik (sejak saya kelas enam SD, Sendang Biru sudah ada dik, red)” terang Mbah Parto (74 tahun) kepada saya. Sebagai pemilik warung yang berada di dekat Sendang Biru pastilah Mbah Parto tahu banyak tentang sendang itu. Ia mengatakan kalau banyak pengunjung dari luar Desa Lowayu sengaja datang untuk memanfaatkan air Sendang Biru yang konon berkhasiat untuk obat itu.

Mbah Parto sendiri merasa heran, tahu dari mana orang-orang itu kalau air danau di tengah tambak itu berkhasiat. Menurut cerita banyak pengunjung, air Sendang Biru mengeluarkan bau khas yang muncul saat berada di dekat danau itu. Air danau yang berwarna biru sedikit keruh itu diyakini para pengunjung serta sebagian warga desa banyak mengandung belerang (mungkin juga kapur). Mungkin lantaran hal itulah tidak sedikit dari para pengunjung membawa cerigen untuk wadah air Sendang Biru. Mereka meyakini kalau air danau itu berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit kulit.

Aku yo heran dik, opo’o werno banyune kok gak koyo biyen (saya juga heran dik mengapa warna air danau tidak seperti dulu, red)” ungkap Mbah Parto.

Bila diperhatikan secara lebih seksama, warna air Sendang Biru memang tidak seperti yang dikatakan banyak orang selama ini. Maaf, boleh dibilang warna biru air danau yang digembar-gemborkan orang itu justru nggak begitu terlihat. Itu saya buktikan sendiri saat berkunjung ke sana beberapa hari yang lalu (27/04/2016).  

Sebagai sesepuh Desa Lowayu, Mbah Parto juga menyayangkan mengapa kualitas air Sendang Biru mengalami penurunan belakangan ini. Warna airnya juga tidak seperti dulu, nggak kelihatan birunya sehingga kurang menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke sana. Lelaki tua itu tak tahu persis mengapa air danau kecil di tengah usaha pertambakan warga Desa Lowayu itu bisa berwarna biru. Ia hanya bercerita kalau keunikan danau itu sudah ada sejak ia duduk dibangku sekolah dasar.

Akeh wong ngebor sumur, iku sebabe banyu sendang iki dadi rusak (banyak orang membuat sumur bor sehingga air danau ini jadi rusak, red)” duga Mbah Parto.

Pemilik tambak dan warga sekitar belakangan ini banyak menggali sumur bor untuk kebutuhan pasokan air tambak saat kemarau. Kata Mbah Parto, dulu sumber air Sendang Biru terlihat tersembul seperti air mendidih dan airnya masih biru. Begitu sumur bor banyak digali, sumber Sendang Biru menjadi tak terlihat lagi bahkan airnya yang dulu cantik berwarna biru kini nyaris tak terlihat lagi.

Aktivitas pertambakan (pembuatan sumur bor) diduga keras menjadi penyebab rusaknya Sendang Biru. Meski demikian danau yang kini menjadi objek wisata andalan Desa Lowayu, Kecamatan Dukun – Gresik, Jatim itu selalu diupayakan pemeliharaannya. Pengelola danau itu kini sedang membangun mushollah dan toilet untuk sarana penunjang objek wisata gratis warga Gresik itu. Seperti cerita Mbah Parto, dalam waktu dekat di dekat lokasi Sendang Biru akan dibangun taman dan panggung hiburan agar pengunjung lebih betah berlama-lama menikmati pesona Sendang Biru.

Menurut para ahli, fenomena munculnya warna biru pada sungai, danau atau bahkan air laut besar kemungkinan akibat tumbuhan air semacam ganggang yang hidup dan berkembang pada perairan itu. Populasi ganggang biru (blue-green algae) apabila telah mencapai jumlah tertentu akan menyebabkan warna air yang biasanya bening jernih selanjutnya berubah menjadi seperti warna alga yang tumbuh di perairan tersebut.

Bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di Jawa, mencari tahu tentang keberadaan sesuatu kadang terkendala oleh mitos atau kepercayaan yang berkembang di masyarakat itu. Misalnya pada kasus Sendang Biru, masyarakat desa sudah telanjur meyakini kalau danau kecil itu dianggap keramat dan airnya berkhasiat sehingga mereka tidak berani mengotak-atik danau meski hanya untuk membersihkan atau meneliti lebih jauh. Mencari tahu lebih jauh apalagi dengan menyelam kemudian meneliti jenis flora atau fauna apa saja yang hidup dalam danau itu menjadi hal yang mengerikan karena dianggap menantang keramat danau itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun