Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kerang Darah Lezat dan Bergizi Tinggi

27 April 2016   19:48 Diperbarui: 30 Oktober 2017   18:16 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerang darah terlihat lebih dekat (dok.pri)

Kerang hijau tercemar merkuri?

Kerang hijau (Perna varidis) belakangan ini sedang santer dibicarakan orang. Pasalnya, hewan air laut yang banyak ditemukan di Teluk Jakarta, bertubuh lunak (Molusca) dan bercangkang itu secara ilmiah dinyatakan mengandung logam berat atau polutan yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia yang mengonsumsinya. Kerang hijau banyak diusahakan oleh masyarakat nelayan di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan kalau di dalam daging kerang hijau yang hidup di perairan Teluk Jakarta mulai terkontaminasi logam berat bernama merkuri (merkurium) atau ada yang menyebutnya air raksa atau perak cair (Hidragirum / Hg) karena logam berat itu berwujud cair pada suhu kamar (25”C).

Merkuri bisa masuk ke dalam air laut akibat aktivitas industri. Dari setiap aktivitas industrialisasi itu pasti akan menyisakan limbah, bisa berupa limbah padat, cair, atau bahkan berbentuk gas. Industri emas, batu baterai, desinfektan, pulp dan kertas serta bidang medis kedokteran sangat mungkin menghasilkan limbah berbahaya berupa logam berat merkuri.

Ikan dan kerang merupakan hewan air laut yang paling mudah menyerap logam merkuri. Kerang dalam hal ini kerang hijau sangat toleran bahkan bisa berkembang biak dengan cepat setelah memakan phyto atau zooplankton yang sudah terkontaminasi merkuri atau limbah berbahaya lainnya.

Di antara beragam jenis merkuri, metil merkuri (merkuri organik) lah yang dinyatakan sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Metil merkuri bersifat toksik (meracuni) tubuh manusia pada kisaran kadar 9 – 24 ppm (part per million) atau setara dengan 0,3 mg Hg per 70 Kg berat badan per hari.

Seseorang yang keracunan merkuri organik akan mengalami gangguan pada fungsi saraf pusat. Logam merkuri juga menyebabkan gangguan pada fungsi ginjal, kelumpuhan dan tingkat kecerdasan janin yang baru lahir. Ngerinya lagi, kandungan merkuri pada ikan atau kerang laut tidak bisa diturunkan dengan cara memasak atau merebusnya pada suhu mendidih biasa melainkan hanya pada suhu di atas 400”C. Pada suhu itu ikan atau kerang jelas sudah tidak bisa dinikmati lagi karena sudah hangus berbentuk abu.

Efek residu (residual effect) mungkin baru akan terlihat setelah beberapa tahun mengonsumsi kerang atau ikan laut yang sudah tercemar logam berat merkuri. Hal itu juga sangat tergantung pada imunitas (kekebalan) tubuh seseorang.

Berita mengenai tercemarnya kerang hijau oleh merkuri tak pelak mengakibatkan sejumlah pengusaha seafood di kawasan Angke, Jakarta mengalami kerugian akibat menurunnya omset penjualan setiap harinya. Banyak penikmat yang biasanya ngefans berat dengan seafood kerang hijau itu kini merasa ngeri mengonsumsi hewan laut yang sebenarnya kaya akan gizi itu.

Asal tahu saja, sebagian pecinta kuliner seafood terutama kaum laki-laki sangat meyakini kalau rajin mengonsumsi kerang laut termasuk di antaranya kerang hijau akan bisa meningkatkan vitalitas (maaf, gairah seks) mereka itu.

Kerang laut tak terkecuali kerang hijau juga kerang darah banyak mengandung nutrisi yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia. Beberapa zat seperti omega 3, vitamin B 12, vitamin A, posfor, natrium dan kalsium tersedia dalam jumlah yang cukup pada daging kerang laut. Omega 3 berperan aktif pada perkembangan jaringan otak anak. Zat kimia ini sangat bermanfaat mengatasi serangan jantung dan stroke karena mengandung bahan pemecah kolesterol jahat.

Vitamin B 12 dalam jumlah yang cukup (33%) akan berperan aktif mengatasi risiko kanker usus. Sedangkan vitamin A sangat berguna bagi kesehatan mata dan kulit. Proses pembentukan tulang dan gigi juga tidak terlepas dari peran zat Posfor yang terkandung secara signifikan dalam daging kerang laut. Mengonsumsi kerang laut secara teratur akan membantu mengatasi masalah keropos tulang (osteoporosis) karena di dalam daging kerang laut banyak kita temukan zat kalsium.

Kerang darah juga lezat dan bergizi tinggi

Meski kerang hijau bagi sebagian orang sementara ini masih dianggap mengerikan gegara terindikasi tercemar logam merkuri ketika dibudidayakan di Teluk Jakarta namun bukan berarti pemenuhan gizi tak bisa dipenuhi oleh jenis kerang laut lainnya.

Ada jenis kerang laut lainnya, yakni kerang darah (Anadara granosa) yang juga sangat populer di kalangan pecinta seafood di Indonesia terutama bagi mereka yang pernah berdomisili di Jawa Timur. Beberapa kota di Jawa Timur salah satunya Kota Udang, Sidoarjo sangat potensial dengan hasil kerang darahnya itu.

Minggu siang kemarin (24/04/2016) saat mengantar istri berbelanja di pasar kaget Taman Pinang, Sidoarjo secara kebetulan saya bertemu dengan Pak Harko (54 tahun), ia salah satu dari sekian banyak pedagang kerang darah yang biasa menjajakan dagangannya dengan berkeliling menggunakan sepeda motor dengan dipasangi ronjot (keranjang bambu) di kanan-kirinya.

Pak Harko secara khusus mengulak kerang darah dari perkampungan nelayan Desa Balung Bagus, Candi – Sidoarjo, Jawa Timur. Ia membeli kerang bercangkang keras itu dengan sistem tebasan (borongan) dari nelayan setempat. Biasanya untuk 100 kilogramnya (sekuintal) ia borong dengan harga 450 sampai 500 ribu rupiah. Kemudian ia pasarkan kembali ke pasar-pasar besar di Surabaya dan sekitarnya seperti Pabean Cantikan Surabaya, Puspa Agro Kletek, Sepanjang – Sidoarjo, Pasar Larangan Sidoarjo. Atau kadang-kadang dijual secara eceran di pasar kaget Taman Pinang, Sidoarjo dengan harga per kilonya berkisar antara 9 hingga 10 ribu rupiah.

Kerang darah atau keluarga kami biasa menyebutnya kerang kulit paling asyik dimasak dengan cara merebusnya lalu dicocol dengan sambal pedas botolan. Setelah dibersihkan dari kotoran, ke dalam air rebusan kerang darah tadi ditambahkan rimpang kunci dan garam dapur secukupnya.

Selain direbus, kerang darah bisa diolah menjadi kuliner sambal goreng kerang. Dengan tambahan potongan tempe, tahu dan lombok hijau yang pedas serta bumbu lain lengkap dengan kecapnya, maka sambal goreng kerang menjadi kuliner maknyus yang pastinya menerbitkan selera makan.

Di kalangan pedagang kuliner kupang lontong, kerang darah yang sudah terlepas dari cangkangnya biasanya diolah menjadi sate kerang untuk melengkapi sensasi kuliner lontong kupang itu. Sate kerang dengan bumbu pedas tentu semakin mengundang selera penikmatnya. Selain lezat bila diolah menjadi berbagai hidangan, Kerang darah juga sangat bergizi, tak kalah dengan kandungan gizi kerang hijau yang fenomenal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun