Saat tim PHP Adventure menuju Pura Agung Luhur Poten dan Gunung Bromo, jalanan ke arah sana jelas penuh dengan pasir dan pastinya rawan selip. Idealnya memang harus menggunakan motor dengan roda trail (ban tahu) agar bisa mencengkeram medan yang ada. Meski bukan berjenis kendaraan sporty namun motor matic kami memiliki power mesin yang handal. Lautan pasirpun bisa kita lalui dengan selamat.
Puas dengan kawah Bromo yang masih aktif, lautan pasir dan berbagai sudut cantik Bromo, siang hari tim kami memutuskan untuk kembali ke Surabaya. Sempat terbersit keinginan untuk tidak melewati kembali jalur Simpang Dingklik karena medan yang berat. Tapi memilih melewati jalur Cemoro Lawang (Desa Ngadisari) jelas lebih jauh untuk bisa sampai ke Surabaya. Akhirnya mau tak mau harus melewati jalur Simpang Dingklik lagi. Untuk kesekian kalinya ketangguhan stamina dan kendaraan kami diuji kembali. Jujur saja, sempat ngeri juga saat melewati tanjakan dan turunan di kawasan Simpang Dingklik agar bisa segera sampai ke Desa Wonokitri, lagi-lagi Vario Techno 125 membuktikan ketangguhannya. Wow… asal tahu saja pesona Gunung Bromo, Batok, Widodaren dan Semeru juga tampak keren bila disaksikan dari kawasan Simpang Dingklik itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H