Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Buah Tangan Wajib Sepulang Umrah

10 Maret 2016   23:03 Diperbarui: 14 Agustus 2016   15:49 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Kurma, kismis dan Kacang Arab"][/caption]

Bagi umat beragama Islam bisa menunaikan ibadah haji atau umrah merupakan kebahagiaan terbesar sepanjang hidup. Ibadah haji merupakan Rukun Islam yang ke-5 dan hukumnya wajib bagi setiap muslimin atau muslimat yang telah mampu secara lahiriah (materi) maupun batiniah (rohani).

Menunaikan ibadah haji terasa lebih berat bila dibandingkan dengan umrah. Untuk bisa menunaikan ibadah haji seseorang membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan biaya itu harus dikumpulkan melalui tabungan haji dalam waktu yang cukup lama. Selain itu nomer urut (antrian) peserta yang terdaftar dalam Sistem Komputerisasi Haji Terpadu tak jarang membuat pelaksanaan haji menunggu lama bahkan kadang bisa menunggu sampai 10 tahun.

Selain mahal dari segi biaya, seorang muslim atau muslimat yang melaksanakan ibadah haji harus mempersiapkan dirinya baik fisik (stamina) maupun jiwanya (mental) untuk wuquf (berdiam diri dan berdoa) di Padang Arafah yang panas dan gersang itu. Wuquf inilah yang disebut sebagai inti pelaksanaan ibadah haji. Selain wuquf jamaah haji wajib bermalam (mabit) di Muzdalifah dan melempar jumratul ula, wusta dan aqabah saat berada di Mina.

Tahapan ritual haji yang membutuhkan waktu dan perjuangan yang cukup berat itulah yang terkadang menyebabkan sebagian umat Islam lebih memilih berumrah ketimbang berhaji. Pelaksanaan ibadah umrah atau ada yang menyebutnya sebagai haji kecil memang lebih ringan baik dari segi biaya maupun tata cara pelaksanaannya. Umrah bisa dikerjakan setiap saat sedangkan ibadah haji hanya setahun sekali yakni pada bulan haji, tanggal 9 Dzulhijjah.

Setelah meniatkan diri saat miqat di Jeddah dengan mengenakan pakaian ihram selanjutnya jamaah haji berjalan mengelilingi Ka’bah (thawaf) sebanyak 7 putaran. Setelah itu berlari-lari kecil (sai) sebanyak 7 kali dari bukit Shafa ke bukit Marwah. Dan yang terakhir memotong sebagian rambut (tahalul) maka selesailah ibadah umrah seorang muslim itu. Semua kegiatan umrah dilakukan di Masjidil Haram atau Tanah Haram (suci) .

Umat Islam yang pergi ke tanah suci Mekkah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus sudah mengerjakan umrah tapi mereka yang berumrah belum bisa dikatakan berhaji karena belum mengerjakan tahapan ritual haji di Mina, Muzdalifah dan Arafah selama 3 – 4 hari. Sedangkan umrah bisa dilaksanakan hanya dalam waktu beberapa jam saja.

Setelah melaksanakan ibadah haji atau umrah, seorang muslim kembali ke tanah air dengan harapan menjadi haji atau umrah yang mabrur. Tak hanya pulang dengan embel-embel haji atau umrah mabrur, kurang afdol bila kembali ke tanah air tanpa oleh-oleh khas Arab untuk keluarga tercinta dan para tetangga di sekitar rumah.

Buah tangan yang biasa dibawa para jamaah haji atau umrah sepulang dari tanah suci Mekkah antara lain berupa air zam-zam dalam kemasan botol plastik, kurma nabi (ajwa), kacang Arab, kismis Arab, cat kuku, parfum dan masih banyak lagi. Air zam-zam sangat diyakini umat Islam sedunia sebagai air surga yang penuh berkah dan penyembuh penyakit.

Selain air zam-zam maka kurma khususnya kurma nabi atau disebut juga ajwa menjadi oleh-oleh favorit sepulang haji atau umrah. Kurma ajwa merupakan jenis kurma yang ditanam sendiri oleh Nabi Muhammad SAW. Berbeda dengan kurma biasa, kurma ajwa ukurannya lebih kecil dan berwarna hitam. Rasanya legit, kering-renyah dan sedikit manis.

Harga sekilonya antara 400 sampai 500 ribu bahkan terdengar kabar harganya ada yang sejuta perkilonya. Dalam kurma termasuk ajwa banyak kita temukan zat gizi yang berguna bagi kesehatan tubuh kita. Kurma ajwa diyakini sebagai penyembuh penyakit, anti racun juga penolak sihir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun