“Bumbunya saya buat dari kacang tanah tanpa campuran bahan lain” ungkapnya sambil melayani pesanan pembeli lainnya.
Tak tanggung-tanggung dalam sehari saja Ketoprak kreasinya bisa laku terjual sampai 200 piring dengan harga sepiringnya 10 ribu rupiah.
“Kadang kalau sepi ya bisa laku sampai 50 piring” lanjutnya dengan merendah.
[caption caption="Menyiapkan bumbu kacang"]
Pak Jamil merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang mengadu nasib ke Jakarta dengan hanya berbekal tekad, pengetahuan dan keahlian yang sangat terbatas. Ia hanya tamatan SD, sebelum lulus SD iapun sudah memutuskan membantu orang tuanya dengan berjualan Ketoprak di Jakarta. Lelaki yang kini tinggal di kawasan Pasar Nangka itu tak mau pasif menunggu nasib.
Jamil berusaha untuk mandiri, tidak sekedar menggantungkan hidup dengan hanya membantu orang tuanya berjualan. Setelah lulus SD Jamil remaja mulai memberanikan diri berjualan Ketoprak di kawasan Stasiun KA Pasar Senen Jakarta.
Kini usaha berjualan Ketopraknya terbilang sukses. Beberapa saudaranya yang berasal dari Bumi Ayu ia modali agar ikut berwira usaha mengikuti jejaknya. Jamil memang tidak kaya raya tapi profesi sebagai penjual Ketoprak yang ditekuninya selama kurang lebih 25 tahun itu menjadikan hidupnya lebih baik. Ia mengaku berkecukupan, ketiga anaknya bisa mengenyam pendidikan dengan baik.
[caption caption="Tahu masih hangat"]
[caption caption="Bumbu Ketoprak yang maknyus"]