Dalam sehari ia bisa menjual setidaknya 70 sampai 80 piring kupang lontong dengan harga perporsinya 8 ribu rupiah. Sementara segelas es kelapa muda (Jawa = degan) ia bandrol dengan harga 6 ribu. Es kelapa muda hijau (Jawa = degan ijo) harganya lebih mahal karena diyakini lebih berkhasiat sebagai obat alami. Untuk segelas es degan ijo dihargainya 8 ribu rupiah.
Di warung bersahaja seluas 4 X 6 meter persegi itu Mbak Ima menggantungkan hidup setiap harinya. Ia tak hanya berjualan kupang lontong tapi juga lontong balap yang menjadi kuliner khas Surabaya.
Kupang lontong biasanya disajikan dengan pelengkap perkedel kacang lento dan sate kerang. Tapi Minggu siang kemarin, saat kami sedang makan di warung Mbak Ima, tidak terlihat sate kerang itu. Sebagai gantinya Mbak Ima menambahkan perkedel dari serutan ketela pohon.
[caption caption="Bumbu petis"]
Apapun pelengkapnya, kupang lontong tetap menjadi kuliner favorit kami dan akan lebih maknyus bila menggunakan petis khusus yang didatangkan dari Sidoarjo. Rasa bumbu petisnya sedikit manis, kecut dan gurih karena ada bawang putihnya. Soal pedas- tidaknya rasa, penjual bisa menambahkan cabai sesuai selera pembelinya.
Mbak Ima mengaku tidak menambahkan bahan khusus saat mengolah hewan kupang itu. Bagi sebagian orang, makan kupang bisa menyebabkan muntah, diare atau alergi (gatal-gatal). Untuk mengantisipasi hal itu biasanya setiap warung kupang lontong tak terkecuali warung Mbak Ima juga menyediakan es kelapa muda (es degan). Selain menyegarkan, air degan dipercaya mampu menetralisir racun yang mungkin masih tersisa pada kupang itu.
[caption caption="Ada degan ijo juga"]
[caption caption="Es kelapa muda (degan)"]
Â