[caption caption="Penampang lintang pace"][/caption]Tanaman mengkudu atau pace bisa dengan mudah kita temukan di mana-mana. Di pinggir sungai, jalan atau bahkan di lahan kosong yang ada dalam area perumahan warga. Tanaman ini bisa tumbuh dan berkembang di tanah dengan tingkat kesuburan yang kurang. Belum begitu banyak masyarakat yang menaruh perhatian terhadap buah yang permukaannya bertotol dengan nama ilmiah Morinda citrifolia itu.
Sampai tanaman pace tumbuh dewasa berbuah lebat hingga buahnya masak dan berjatuhan, masih tak banyak orang yang tertarik memunguti buah yang berjatuhan itu, terbiarkan begitu saja. Lain dengan tanaman mangga atau tanaman buah berasa manis lainnya. Apa karena rasa pace yang khas (pahit, sedikit pedas dan berbau sengak) sehingga tak banyak orang yang tertarik untuk memakannya atau memanfaatkannya?
Sebagian masyarakat kita terutama yang ada di pedesaan biasa memanfaatkan buah pace muda untuk pelengkap buah rujak. Daunnya yang masih muda juga bisa digunakan sebagai bahan untuk sayuran. Dulu ketika kami awal-awal menikah, orang tua dan para tetangga menyarankan agar kami sering-sering makan buah pace agar segera punya anak.
[caption caption="Buah Mengkudu yang siap kita manfaatkan"]
Ketika orang mulai mengetahui begitu banyak manfaat buah pace terutama bagi kesehatan, penilaian terhadap pacepun mulai berubah. Tanaman pace kini disanjung-sanjung karena khasiatnya. Banyak orang kemudian tertarik untuk membudidayakan tanaman yang disebut juga Java Noni itu. Hasil buah pace yang melimpah kemudian dilakukan proses ekstraksi oleh sebuah pabrik menjadi kapsul-kapsul yang bisa dikonsumsi secara mudah dan murah oleh masyarakat luas.
Nama pace semakin melambung saja ketika ada peneliti asing bernama DR. Neil Solomon yang telah mempublikasikan hasil penelitiannya tentang pengobatan dengan pace terhadap 8000 orang pasien yang menderita 20 jenis penyakit. Hasilnya sangat menggembirakan, sekitar 80% dari pasien yang ada mengalami perbaikan (sembuh) setelah mengonsumsi pace itu.
[caption caption="Tanaman pace dan buahnya"]
Minum jus pace bagi sebagian orang akan terasa mual dan akhirnya bisa muntah. Karena itulah buah pace kemudian diekstrak ke dalam kapsul-kapsul hingga lebih aman bagi lambung. Tapi bagi sebagian orang, buah pace akan lebih ampuh bila diminum cairan buahnya yang telah matang tanpa campuran air sama sekali. Caranya, pace diletakkan dalam toples kaca kemudian ditutup rapat. Pace dalam toples itu dibiarkan beberapa hari sampai keluar cairannya. Airnya ditampung dalam gelas lalu diminum separuh gelas saja kadang-kadang ditambahkan gula jawa atau gula batu.
[caption caption="Buah pace terlihat lebih dekat"]
Yang penting direbus cukup lama agar kandungan pace terlarut dalam air. Untuk mengatasi bau khas dan rasa yang kurang enak biasanya ditambahkan madu (murni), gula merah atau gula batu ke dalam larutan pace tadi. Bagi penderita penyakit tertentu seperti diabetes melitus, maka akan lebih aman menggunakan pemanis berkalori rendah seperti gula merah dan gula batu ketimbang gula pasir biasa.
Tak ubahnya buah-buahan segar dan manis lainnya, buah pace yang bersahaja itu juga mengandung protein, vitamin dan mineral. Selenium misalnya, menjadi salah satu mineral yang berfungsi sebagai antioksidan handal dalam buah yang oleh masyarakat Hawaii dinamakan magic fruit Hawaiian Noni. Selain itu xeronine, phenylalanine, lysine, proxeronine, elemen trace lainnya juga terkandung dalam buah pace. Zat-zat berkhasiat lainnya seperti terpenoid yang berperan dalam pemulihan sel-sel tubuh, scolopetin yang efektif mengatasi radang dan alergi, zat anti bakteri, zat anti kanker juga terdapat dalam buah yang bentuknya unik itu.