Ayam kalkun jantan postur tubuhnya lebih besar, warna bulunya lebih cerah dan lebih beragam. Jembelnya lebih besar ukurannya ketimbang jembel ayam kalkun betina. Sementara itu, kalkun jantan suaranya lebih keras bila dibandingkan dengan yang betina.
[caption caption="Seekor ayam kalkun dalam kandang"]
Teknik budidayanya juga relatif muda tak ubahnya ayam kampung biasa. Ayam kalkun bisa dipelihara dalam kandang bambu sederhana. Pagi sampai siang bisa di biarkan bermain (Jawa = diumbar) sorenya dikandangkan. Makanannya juga bisa dari dedak yang dikombinasikan dengan pakan ternak produksi pabrik (vur). Wadah makanan di tempatkan agak tinggi agar tidak bercampur dengan kotoran kalkun, selain itu supaya tidak diacak-acak (jawa = dieker-eker).
Jenis vurnya bisa bermacam-macam disesuaikan dengan usia ayam kalkun itu. Untuk merangsang proses bertelur kadang perlu ditambahkan tepung kulit kerang (grid) yang kandungan kalsiumnya tinggi. Tepung grid juga berfungsi memperkuat cangkang telur.
[caption caption="Seekor kalkun sedang bermain (Jawa = ngasin)"]
Menjaga kebersihan kandang selalu dilakukan agar kalkun terhindar dari serangan penyakit. Musim hujan seperti sekarang ini kadang menyebabkan ayam kalkun mudah terserang penyakit maka upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah memberikan vitamin plus antibiotik berupa tetrachlor ke dalam air minumnya.
Kluk…kluk…kluk begitulah bunyi suara ayam kalkun. Suaranya yang khas tak pelak mengundang perhatian orang yang ada di dekatnya. Anak-anak kecil sangat tertarik dengan suara dan bentuk unggas bernama ilmiah Meleagris gallopavo itu.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H