[caption caption="Injak-injak batu untuk terapi refleksi"][/caption]
Sebagai kota metropolitan kedua setelah Jakarta, Kota Surabaya senantiasa berbenah diri menuju kota cerdas dan mandiri. Bagi sebagian kota termasuk Surabaya, gelar kota cerdas antara lain dicerminkan dari pengelolaan ruang publik yang tepat dan berkelanjutan.
Taman kota sebagai salah satu ruang publik tampaknya lebih sering mendapatkan perhatian serius dari pemerintah kota dan warganya ketimbang ruang publik lainnya. Di bawah kepemimpinan Bu Tri Rismaharini, banyak taman kota di Surabaya menjadi lebih terperhatikan.
Bu Risma yang dikenal dekat dengan warga Surabaya itu sering turun langsung meninjau puluhan taman cantik di Surabaya. Beliau tak segan-segan memberikan arahan dan bahkan masukan langsung kepada pengelola taman demi terciptanya taman kota yang indah, nyaman serta bermanfaat bagi warganya.
[caption caption="Lebih dekat dengan batu refleksi di Taman Mundu Surabaya"]
Kota berjuluk kota pahlawan itu memiliki sejumlah taman yang indah dan tentunya menjadi alternatif tempat wisata meriah bagi warganya. Salah satunya adalah Taman Mundu yang ada di Jalan Mundu, kawasan Tambaksari Surabaya.
Taman Mundu memang belum sepopuler Taman Bungkul yang telah dikenal dan mendapat penghargaan tingkat dunia. Tapi ada sesuatu yang unik terlihat di sana. Di salah satu sudut taman itu, Anda bisa melihat bahkan menikmati langsung terapi batu refleksi.
Batu-batu (kerikil) berukuran hampir sama itu disusun sedemikian rupa, tertata rapi sehingga para pejalan kaki bisa menggunakannya untuk terapi refkesi. Para pengunjung taman bisa berjalan tanpa alas kaki di atas susunan batu itu dengan sepuasnya sesuai kekuatan kakinya. Menurut para ahli, simpul-simpul syaraf manusia terdapat di telapak kaki kita. Maka tak berlebihan bila sebagian pengunjung Taman Mundu memanfaatkan susunan batu itu untuk terapi kesehatan syaraf mereka.
[caption caption="Taman Mundu Surabaya"]
[caption caption="Lampu dan air mancur yang sedang mengalami kerusakan"]
[caption caption="Instalasi air siap minum di Taman Mundu Surabaya"]
Beberapa taman kota di Surabaya sudah memiliki instalasi air siap minum, termasuk Taman Mundu. Para pengunjung yang mungkin kehausan bisa memanfaatkan sarana ini. Tapi tetap harus mengikuti petunjuk cara menggunakannya. Sebab di beberapa taman lainnya, instalasi air siap minumnya sudah tidak berfungsi lagi, sayang bukan!
Sebagai sebuah taman kota, Taman Mundu memiliki beragam tanaman yang ditata dengan apik. Koleksi floranya memang tak selengkap Taman Flora (Kebun Bibit) tapi taman ini memiliki tata lampu dan air mancur yang keren. Seolah menjadi ciri khas yang membedakan dengan taman kota lainnya di Surabaya.
Sayangnya saat saya berkunjung ke sana pertengahan Oktober 2015 yang lalu, beberapa petugas Taman Mundu mengatakan kalau mesin (dinamo) pompa airnya sedang mengalami kerusakan sehingga air mancur tidak bisa muncrat dan bergoyang-goyang seperti biasanya. Meski demikian Taman Mundu tetap menciptakan suasana yang teduh, segar dan nyaman bagi mereka yang mengunjunginya.
[caption caption="Stadion Gelora 10 November Tambaksari Surabaya"]
Persis di depan Taman Mundu, Anda bisa melihat stadion Gelanggang Olah Raga (Gelora) 10 November Tambaksari Surabaya. Stadion itu kini sudah tidak difungsikan lagi. Stadion yang baru digantikan oleh Stadion Gelora Bung Tomo yang ada di kawasan Benowo Surabaya.
Dulu stadion kebanggaan warga Surabaya itu sering digunakan sebagai tempat kompetisi liga utama (galatama) dan perserikatan. Bahkan sebagai tempat latihan tim Bajul Ijo Persebaya Surabaya, sebagai tim kesayangan Arek-arek Suroboyo.
Menurut keterangan salah satu pengunjung Taman Mundu yang merupakan warga asli Tambaksari, stadion Gelora 10 November masih digunakan untuk acara-acara tertentu, seperti acara Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni) untuk kalangan pelajar.
Sebagian cabang olah raga pada pelaksanaan Pekan Olah Raga (PON) ke VII pada tahun 1969 yang diadakan di Kota Surabaya juga ditempatkan di stadion yang bersejarah itu. Stadion Gelora 10 November diresmikan penggunaannya pada tahun 1951.
[caption caption="Stadion Gelora 10 November Tambaksari Surabaya dicanangkan sebagai bangunan cagar budaya"]
Gedung Olah Raga (Gelora) berkapasitas 35 ribu penonton itu, oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surabaya sesuai SK walikota nomor 188.45/251/402.104/1996 nomer urut 44 dicanangkan sebagai bangunan cagar budaya yang keberadaannya dilindungi oleh undang-undang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H