[caption caption="Bayam umur 15 hari siap dipanen"][/caption]
Usia tua dan terbatasnya keadaan kadang membuat seseorang lebih memilih berdiam diri, bermalas-malasan bahkan lebih memilih bertahan dalam keterpurukan.
Banyak orang-orang berusia lanjut meski badannya masih sehat lebih memilih berdiam diri atau menganggur. Menganggap dirinya sudah tua sehingga malas untuk berikhtiar ke sana-kemari padahal kehidupannya serba pas-pasan.
Memang “mentalitas” giat bekerja dan bersemangat pantang menyerah itu ditanamkan dan dibiasakan sejak berusia anak-anak. Kadang yang berusia muda dan badannya masih kuat saja memilih bertopang-dagu, berpangku-tangan atau berharap ada durian jatuh. Singkatnya yang berusia muda kadang inginnya mendapatkan sesuatu dengan enak dan mudah.
Pak Bandi (67 tahun) salah satu contoh dari sedikit orang tua di desanya yang tak mau begitu saja menyerah dengan keadaan. Lelaki berputera dua dengan lima cucu itu kini masih aktif mengolah lahannya yang tak begitu luas untuk bercocok tanam. Oleh pemerintah Desa Driyorejo-Gresik, Pak Bandi diberi kesempatan untuk mengolah lahan desa agar tidak terbengkalai.
Di usianya yang sudah menjelang 70 tahunan itu ia tetap bersemangat bekerja keras. Tak mau menganggur meski kedua anaknya telah melarang bertani yang lebih pantas untuk mereka yang berusia muda dan masih kuat.
“Mumpung masih kuat bekerja mas, sayang kalau lahannya tak ditanami” ungkap lelaki tua berambut penuh uban itu.
Tanaman yang dibudidayakan Pak Bandi rata-rata berusia genjah (pendek). Selain karena di musim kemarau minim air juga perawatannya mudah. Untuk awal bulan Oktober ini ia mencoba tanaman bayam. Benihnya ia produksi sendiri dengan mengeringkan tanaman bayam dewasa yang telah menghasilkan biji.
[caption caption="Menyiapkan lahan dulu sebelum tanam"]
Sebelum ditanami bayam, lahan digemburkan terlebih dulu. Tak berbeda jauh dengan teknik bercocok tanam yang diterapkan Pak Wondo tetangga desanya, Pak Bandi juga mencampur benih bayam dengan pasir agar dengan mudah disebarkan ke lahan yang siap ditanami itu.
Kata Pak Bandi untuk tanaman bayam umur 15 hari setelah tebar benih sudah bisa dipanen. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit ia menyemprotkan pestisida Sankill yang dicampur dengan pupuk cair Mastofol Tristar.
Pupuk cair digunakan sebagai pengganti pupuk kimia lain seperti urea atau N-P-K. Digunakan pupuk cair, selain karena dengan mudah diserap tanaman bayam melalui stomata (mulut) daunnya juga lebih efektif penerapannya yakni dengan disemprotkan bersama pestisida.
[caption caption="Pupuk cair yang digunakan Pak Bandi"]
[caption caption="Insektisida "]
Cara pemakaiannya sangat mudah yaitu cukup dengan menuangkan 1 tutup botol pupuk cair atau pestisida kemudian dilarutkan dalam tabung hand sprayer (alat semprot pestisida) berisi air dengan kapasitas 20 liter. Setelah diaduk merata kemudian disemprotkan ke tanaman bayam.
Seperti kita ketahui bersama, bayam banyak mengandung zat gizi yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Di dalam bayam (Amaranthus spinosus) selain terkandung zat besi juga kaya akan flavonoid yang berfungsi mencegah perkembangan sel kanker prostat.
Harga jual bayam juga lumayan bagus. Untuk seikat kecil, Pak Bandi menjualnya dengan harga 500 rupiah. Bayam selain diolah sebagai sayuran juga bisa digunakan sebagai pengganti ikan teri atau kacang tanah pada pembuatan rempeyek (keripik).
Tanaman bayam bisa dengan mudah dibudidayakan dalam pot atau plastik polibag. Benihnya sangat mudah didapat disamping itu tidak memerlukan teknik budidaya khusus yang rumit.
[caption caption="Sedang memanen bayam"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H