[caption id="attachment_405170" align="aligncenter" width="400" caption="Masjid Al-Abror di Kauman, Sidoarjo-Jawa Timur"][/caption]
Usai menengok kakak yang sedang diopname di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo kami bergegas menuju kompleks pertokoan yang ada di Jalan Gajah Mada.Istri meminta saya menemaninya berbelanja perlengkapan untuk membuat kerajinan jepit rambut.
Menurut informasi dari kakak, di dekat Masjid Jamik Al-Abror, Kaumanada salah satu toko yang secara khusus menjual bahan-bahan untuk kerajinan dari kain flannel.
Kebetulan siang itu sedang memasuki waktu Sholat Jum’at. Sang istri memilih ke toko, sementara saya menuju Masjid Al-Abror untuk menunaikan ibadah Sholat Jum’at.
[caption id="attachment_405171" align="aligncenter" width="400" caption="Ruang utama Masjid Al-Abror"]
Dari kejauhan masjid ini tampak megah dan gaya arsitekturnya juga menarik perhatian setiap orang yang memandangnya.
Sebelum memasuki ruang utama masjid, saya masih menyempatkan diri melihat apa saja yang menghiasi bagian dalam masjid ini. Pintu masjid dibuat dari kayu jati berkualitas yang dilapisi politur berwarna coklat. Di dekat pintu masuk terlihat beberapa jam kuno nan antik dengan pendulum (bandul) berukuran besar.
Saya tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada, pikir saya mumpung adzan belum dimulai. Di sudut lain masjid ini terdapat prasasti penandatanganan yang menyebutkan kalau Masjid Al-Abror juga pernah direnovasi pada tahun 2009 yang peresmiannya dilakukan oleh Bupati Win Hendrarso.
[caption id="attachment_405172" align="aligncenter" width="400" caption="Pernah diresmikan oleh Bupati Win Hendrarso"]
Selain penempatan jam kuno sejenis Westminster itu, di salah satu dinding masjid juga dihiasi ornamen dari kayu jati sehingga benar-benar memberi kesan kuno dan antik.
Kekaguman saya terhadap masjid ini tak berhenti sampai di situ saja. Begitu masuk ke ruangan utama, saya makin kagum sebab tiang-tiang utama yang berfungsi sebagai penyangga masjid masih berdiri kokoh dan tetap terawat hingga sekarang. Pada tiang penyangga itu bagian pondasinya dihiasi batu marmer yang cantik.
Saya kok penasaran dengan masjid ini. Melihat gaya arsitekturnya yang menawan dan sebagian kekunoannya masih tetap dipertahankan, sepertinya Al-Abror bukanlah masjid biasa. Setelah sampai di rumah saya mencoba berkonsultasi dengan Mbah Google.
[caption id="attachment_405174" align="aligncenter" width="300" caption="Masjid Al-Abror dan kendaraan jamaah"]
Ternyata dugaan saya tak meleset. Masjid Al-Abror ini termasuk masjid bersejarah yang ada di Sidoarjo. Bahkan merupakan masjid yang tertua di kota udang itu. Diperkirakan sudah ada sejak 1678. Beberapa abad kemudian sekitar 1859 masjid ini mengalami renovasi untuk pertama kalinya. Kala itu Sidoarjo yang masih bernama Sidokare diperintah oleh Bupati Raden Notopuro (Tjokronegoro).
[caption id="attachment_405175" align="aligncenter" width="300" caption="Jam kuno penghias Masjid Al-Abror"]
Masjid Al-Abror disebut-sebut sebagai ikon kota lama Sidoarjo. Tak jauh dari masjid tua ini terdapat sentra perajin batik yang kesohor dengan sebutan Kampoeng Batik Jetis, Sidoarjo yang khabarnya sudah ada sejak 1675. Wow berarti beberapa tahun lebih tua usianya dari Masjid Jamik Al-Abror, Kauman.
Nah, bila Anda ingin menyaksikan sisa-sisa kota tua Sidoarjo maka di kawasan Masjid Al-Abror Kauman dan sentra batik Kampoeng Batik Jetis itulah yang menjadi tempatnya. Di sekitarnya bisa Anda temukan pasar warga Jetis dan kompleks pertokoan Jalan Gajah Mada, Sidoarjo.
[caption id="attachment_405177" align="aligncenter" width="400" caption="Kawasan religi Masjid Al-Abror"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H