Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Dawet Jabung yang Rasanya Rame

24 Maret 2015   07:41 Diperbarui: 20 Agustus 2016   17:00 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah kesempatan, saya mengajak serta keluarga berjalan-jalan mendatangi pasar kaget yang ada di Gresik. Di salah satu sudut pasar itu ada lapak penjual Dawet Jabung yang dikerumuni banyak orang. Orang bilang kalau banyak pembelinya berarti makanan itu enak atau nikmat. Kuliner ini belum pernah saya dengar sebelumnya. Entah mengapa kami akhirnya tertarik untuk mencobanya, apalagi di lapak kuliner itu dipasang spanduk bertuliskan es Dawet Jabung Ponorogo, wah bikin kami bertambah penasaran saja.

Selama ini kami hanya tahu kalau Ponorogo itu kondang dengan kesenian tari tradisionalnya saja, sementara kuliner khasnya malah belum pernah kami coba sensasinya. Mumpung ada penjual Dawet Jabung yang khabarnya asli Ponorogo itu maka tak ada salahnya kami mencoba seperti apa nikmatnya dawet ini. Sesuai namanya Dawet Jabung memang berasal dari Desa Jabung, sebuah desa yang berada beberapa kilometer sebelah selatan pusat Kota Ponorogo. Tak seperti minuman dawet dari daerah lain, Dawet Jabung begitu unik. Kalau dawet umumnya dibuat dari tepung beras maka Dawet Jabung secara khusus dibuat dari tepung aren.

Penampilan Dawet Jabung juga bisa berbeda dari lazimnya. Penjual yang kreatif kadang mencetak biji dawetnya agak memanjang. Karena dibuat dari tepung aren maka Dawet Jabung berasa sedikit kenyal, teksturnyapun halus tak ubahnya tepung kanji. Dalam penyajiannya Dawet Jabung akan lebih segar bila ke dalamnya ditambahkan bongkahan es batu maka jadilah es Dawet Jabung yang kesohor itu.

Kebetulan es Dawet Jabung yang kami cicipi di salah satu pasar di Gresik itu belum masuk kategori yang spesial. Harganya juga terbilang meriah, hanya Rp. 3000,- pergelasnya. Bila ingin yang lengkap biasanya sang penjual menambahkan ketan hitam, tape atau bahkan irisan nangka di atas dawet itu. Kalau seperti ini maka segelasnya bisa Rp. 6000,-. Soal rasa, Dawet Jabung bisa dikatakan unik bahkan beda dari dawet lainnya. Kata penjualnya, larutan gula yang dibuat dari gula merah itu dicampur garam secukupnya. Santannyapun juga harus berasal dari perasan kelapa muda. Tak heran bela Dawet Jabung rasanya “rame” (manis, gurih dan asin) dan bikin penasaran setiap orang untuk mencobanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun