Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Ada Cinta di Lapak Tahu Tek Iwan

17 Maret 2015   13:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:49 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_403531" align="aligncenter" width="500" caption="Lapak tahu tek Iwan"][/caption]

Selama ini kita menganggap Kota Gresik identik dengan debu dan polusi itu memang tak berlebihan karena keberadaan industri semen dan industri besar lainnya yang berkembang pesat di kota ini. Meski demikian sebagai warga, saya patut bersyukur dan berbangga hati sebab di beberapa sudut kota wali ini masih bisa kita temukan tempat yang bukan saja bebas dari debu polusi melainkan juga pas untuk mengisi liburan secara meriah.

Tempat itu bernama bundaran Gresik Kota Baru (GKB). Pada hari Minggu pagi dan hari libur lainnya bundaran GKB ini ramai didatangi orang, pasalnya banyak pedagang kaki lima mangkal di sini.

[caption id="attachment_403532" align="aligncenter" width="400" caption="Tahu-telur berbumbu"]

1426572681183105340
1426572681183105340
[/caption]

Mereka menjajakan beraneka kuliner dan barang kebutuhan lain layaknya pasar kaget Tugu Pahlawan di Surabaya. Atau pasar kaget Taman Pinang di Sidoarjo, Vood Veranda di Taman Dayu, Pandaan-Pasuruan atau mungkin sama dengan Pasar Minggu di sekitar Stadion Gajahyana Malang.

Pak Iwan adalah salah satu dari sekian banyak pedagang kaki lima yang biasa mangkal di bundaran GKB. Iwan mengaku sudah tiga tahun ini berjualan di bundaran GKB. Pria asal Desa Balungpanggang-Gresik itu memilih profesi sebagai penjual tahu tek untuk menafkahi keluarganya. Sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya ia harus bekerja keras sebagai buruh salah satu pabrik di kawasan industri Manyar-Gresik.

[caption id="attachment_403533" align="aligncenter" width="400" caption="Inilah tahu tek ala Iwan"]

1426572845644172233
1426572845644172233
[/caption]

“Aku wis rolas tahun melu pabrik, bosen lan ora cukup gawe ngingoni anak-bojo” (Saya sudah dua belas tahun bekerja ikut pabrik, bosan dan tidak cukup untuk menghidupi anak istri) ujar Iwan sambil melayani pelanggan tahu teknya.

Sadar bahwa pekerjaan yang sudah ditekuninya selama puluhan tahun itu tak membuahkan hasil akhirnya Iwan banting stir, mencoba berwirausaha dengan berjualan tahu tek. Hasilnya terbukti tak mengecewakan.

[caption id="attachment_403535" align="aligncenter" width="400" caption="Iwan sang penjual tahu tek"]

1426572991590753869
1426572991590753869
[/caption]

“Wis telung tahun iki aku dodolan tahu tek mas, ekonomiku lumayan apik ketimbang sing biyen” (Sudah tiga tahun ini saya berjualan tahu tek mas, keadaan ekonomi saya lebih baik daripada yang dulu) lanjut Iwan dengan semangat.

Asal tahu saja, kuliner yang bernama tahu tek ini sampai sekarang masih dijajakan dengan berkeliling menggunakan lapak dorong. Ciri khasnya, sang penjual memukul-mukulkan “sutil” pada wajan (tempat penggorengan) hingga berbunyi tek-tek… tek-tek. Ciri khas lainnya ialah, lontong atau tahu-telur dipotong-potong menggunakan gunting hingga berbunyi tik-tik… tik-tik.

[caption id="attachment_403536" align="aligncenter" width="400" caption="Bumbu tahu tek diuleg di mangkuk ini"]

1426573128741117951
1426573128741117951
[/caption]

Bunyi ini memudahkan orang untuk mengenali bahwa di dekatnya sedang lewat penjual tahu tek. Tahu tek merupakan jenis makanan khas daerah Jawa Timur. Bisa ditemukan dengan mudah di kota-kota seperti Surabaya, Sidoarjo dan Gresik. Bahkan di mal-mal besar atau pujasera tertentu di Jakarta bisa Anda temukan kuliner ini.

Tahu tek Iwan sepertinya bukan tahu tek biasa. Ada “cinta” di lapaknya. Ia dengan ramah melayani setiap pengunjung yang ingin menikmati sensasi tahu teknya. Meski ia berjualan hanya menggunakan lapak dorong bukan menetap (depot) namun kebersihan lapaknya selalu terjaga. Bahan-bahan yang digunakan untuk tahu teknya seperti kecambah (taoge), acar mentimun dan tahu kondisinya masih segar dan bagus. Lontongnyapun dibuat dari beras berkualitas baik.

[caption id="attachment_403539" align="aligncenter" width="400" caption="Kecambahnya siap ditambahkan"]

1426573496270632939
1426573496270632939
[/caption]

Untuk menambah daya tarik pembeli, Iwan menambahkan adonan telur berbumbu pada tahu yang digorengnya. Kalau biasanya penjual tahu tek menggunakan petis berkualitas jelek dan jorok maka lain dengan Iwan. Ia menambahkan kacang tanah dalam jumlah yang cukup dan petisnyapun juga dari jenis yang baik.

Bumbu tahu tek yang terbuat dari campuran petis, kacang tanah, bawang putih, cabai (sesuai selera) dan air kemudian digerus (Jawa = diulek) ke dalam mangkuk besar yang terbuat dari tanah liat. Bumbu kental yang sudah jadi kemudian dituangkan ke dalam piring berisi potongan lontong, tahu-telur, kecambah masak atau taoge segar. Sebagian penjual juga menambahkan irisan kentang goreng agar sajian menjadi lebih lengkap. Setelah itu diatasnya ditaburkan bawang goreng dan kerupuk.

[caption id="attachment_403540" align="aligncenter" width="300" caption="Penikmat kuliner tahu tek"]

1426573675862026717
1426573675862026717
[/caption]

Pokoknya tahu tek kreasi Iwan ini benar-benar disukai oleh penikmatnya dan selalu bikin ketagihan setiap pembelinya. Apalagi bila menikmatinya bersama keluarga sambil duduk santai di bawah teduhnya pohon flamboyan taman GKB, tentu akan sangat mengesankan. Harga sepiringnya hanya Rp. 8000; ini sangat terjangkau. Makan tahu tek buatan Iwan akan lebih maknyus bila ditemani es kelapa muda atau es jeruk.

[caption id="attachment_403541" align="aligncenter" width="400" caption="Makan tahu tek sambil duduk santai di taman GKB"]

1426573853277568307
1426573853277568307
[/caption]

[caption id="attachment_403542" align="aligncenter" width="400" caption="Sudut kain taman GKB Gresik, Jawa Timur"]

14265740131040106635
14265740131040106635
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun