Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Asyik Menikmati Stasiun Bogor

16 Februari 2015   19:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:05 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_397315" align="aligncenter" width="500" caption="Kekunoan Stasiun Bogor yang tetap dipertahankan"][/caption]

Untuk bisa sampai ke stasiun kereta api Bogor butuh waktu setengah sampai tiga perempat jam naik commuter line (kereta KRL) dari rumah kakak di Beji, Depok-Jawa Barat. Saya putuskan untuk berangkat pagi karena tak ingin berdesak-desakan dalam kereta seperti pengalaman sebelumnya.

Commuter line merupakan alat transportasi yang belakangan ini semakin banyak peminatnya, selain murah dan nyaman juga lebih cepat sampai tujuan.

Anda tahu kan bahwa naik kereta api apapun jenis keretanya, alat transportasi ini ibarat raja. Semua kendaraan harus berhenti atau minggir tatkala kereta api melintas di jalan raya yang penuh dengan kendaraan bermotor.

[caption id="attachment_397318" align="aligncenter" width="400" caption="Pintu masuk stasiun"]

14240651372084538675
14240651372084538675
[/caption]

Suasana yang nyaman dalam commuter line membuat perjalanan menjadi tak terasa lama. Setelah memasukkan tiket elektronik (Commuter Electronic Ticketing) yang bentuknya mirip kartu ATM itu, saya bergegas menuju pintu keluar Stasiun Bogor.

Saya mencoba memperlahan langkah kaki, tak ingin tergesa-gesa dan mencoba mengarahkan perhatian ke segala penjuru stasiun ini.

Beberapa sudut bangunan stasiun masih terlihat kuno namun tetap terawat dengan baik. Seperti ornamen yang nampak pada kusen-kusen pintu. Tiang-tiang penyangga (pilar beton) juga tampak kokoh seperti layaknya bangunan di jaman Belanda saja.

[caption id="attachment_397320" align="aligncenter" width="400" caption="Sisi lain stasiun menggunakan bangunan moderen"]

1424065291980372159
1424065291980372159
[/caption]

Penasaran akan hal itu saya mencoba mencari tahu stasiun ini lewat Mbah Google. Ternyata tidak keliru dugaan saya. Stasiun Kereta Api Bogor sudah ada sejak tahun 1881. Wah cukup tua juga ya. Stasiun ini dulunya bernama Stasiun Buitenzorg.

Kini stasiun ini mengkhususkan diri pada pelayanan commuter line (dulu bernama KRL =Kereta Rel Listrik) se wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Tarif angkutan commuter line juga relatif murah. Tidak lebih dari Rp. 10.000,-.

Rangkaian kereta commuter line didatangkan dari Cina dan Taiwan. Beberapa rangkaian kereta sebelumnya juga diimpor dari Jepang, Belanda dan Belgia.

[caption id="attachment_397321" align="aligncenter" width="400" caption="Keluar-masuk menggunakan tiket elektronik"]

14240653991019721230
14240653991019721230
[/caption]

Meski menerapkan sistem pengelolaan yang moderen namun Stasiun Bogor tetap terlihat anggun dan antik. Beberapa sudut stasiun merupakan bangunan baru karena keperluan perluasan dan pengembangan.

Stasiun Kereta Api Bogorbukan stasiun biasa, selain merupakan warisan sejarah yang harus kita jaga kelestariannya, Stasiun Bogor dilatarbelakangi panorama pegunungan yang indah.

[caption id="attachment_397323" align="aligncenter" width="400" caption="Dengan latar belakang pegunungan yang indah"]

1424065587336937677
1424065587336937677
[/caption]

Hawanya juga sejuk. Dan satu hal yang menjadi keunikan stasiun ini adalah pada saat kita keluar dari stasiun, di depan sudah menyambut kita lapak para pedagang kaki lima dengan beraneka kuliner khas kota hujan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun