Pagi itu langit cerah. Diatas ketinggian 15 ribu kaki, pesawat kecil itu melayang dengan mulus. Dari atas pesawat terlihat hamparan awan putih seperti kapas dan samudera India yang biru dan maha luas.
Beberapa menit kemudian terdengar pengumuman dari speaker pesawat bahwa sebentar lagi pesawat akan mendarat di Bandara Haji Hasan Aroeboesman Ende. Penumpang agar mengenakan seat belt, melipat kembali tray table dan menegakkan sandaran kursi.
Tak lama kemudian, roda pesawat menyentuh landasan pacu dan suara gemuruh mesin pesawat dengan kecepatan tinggi melaju diatas aspal hotmix landasan pacu. Sesampainya diujung landasan, pesawat lalu memutar balik menuju Apron Bandara dengan dengan kecepatan perlahan.
Dari balik jendela pesawat tampak rerumputan segar yang hijau meliuk-liuk dihempas angin dari baling-baling pesawat dan deru mesin pesawat.
Setelah menyusuri landasan pacu, pesawat itu akhirnya berhenti di Apron di sisi kanan terminal Bandara. Baling-baling pesawat secara perlahan akhirnya berhenti memutar.
Dua pramugari cantik berdiri berdampingan disamping pintu exit pesawat itu dengan senyum manis mengucapkan terima kasih telah terbang bersama mereka. Aku mengangguk perlahan dan tersenyum ramah ke mereka.
Kakiku menuruni tangga pesawat dan setelah menginjakkan kaki di aspal landasan, kuhirup udara segar dalam-dalam untuk menyegarkan rongga dadaku sembari menyapu pandanganku ke sekeliling bandara.