Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama adalah salah satu Gubernur yang berprestasi. Banyak gagasan dan ide-ide gila-nya yang bikin orang-orang pada geleng kepala. Semua itu ia lakukan demi kemaslahatan warganya. Banyak yang memujanya, tak sedikit pula yang menghujatnya. Namun justru karena ide-ide gila-nya itu, pria yang akrab disapa Ahok ini justru mendapat 4 (empat) penghargaan sekaligus dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Istana Negara pada hari kesebelas dibulan yang kelima pada tahun yang ke 2016 atas pencapaian kinerjanya selama ini sebagai prestasi kerja terbaik se-Indonesia. Keempat penghargaan yang Ahok terima, yaitu Provinsi dengan Perencanaan Terbaik, Provinsi dengan Perencanaan Inovatif, Provinsi dengan Perencanaan Progresif, dan Millenium Development Goals (MDGs) 2016, Terbaik I Kategori Tingkat Pencapaian MDGs Tertinggi Tahun 2015. Bappeda mengapresiasi keunggulan Ahok yang telah berhasil menata Jakarta secara sistematis dengan menggunakan sistem elektronik sampai sistem e-budgeting. Yang menariknya, orang nomor satu di Jakarta itu justru enggak merayakan penerimaan penghargaan itu dengan melakukan pawai dan konvoi besar-besaran keliling kota dengan menenteng penghargaan-penghargaan itu diatas mobil kap terbuka seperrti yang selama ini dilakukan oleh para kepala daerah ketika mereka menerima penghargaan dari pemerintah pusat. Ahok hanya ingin tetap fokus dalam bekerja untuk pencapaian target. Bagi Ahok penghargaan itu hanyalah bentuk apresiasi dan suntikan morphin psikologis untuk memecut para kepala daerah lainnya agar lebih berprestasi lagi untuk mengurus rakyatnya. Tak lebih, tak kurang. Berikut ini sebagian kecil kompilasi kesuksesannya mengelola ibukota negara ini dengan plattform program-program yang bagi sebagian orang dianggap super gila. 1. Membangun Trotoar dengan Lebar 10 Sampai 15 Meter
Proyek prestisius ini akan ia garap bersamaan dengan selesainya proyek kelas kakap angkutan masal berbasis rel, Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rapid Transit (LRT).
Proyek Plaza Jalan Kaki itu akan diprioritaskan didekat stasiun-stasiun MRT mulai dari Lebak Bulus, Blok M, hingga kota, sehingga bisa menampung ribuan pejalan kaki yang menggunakan MRT.
Sebelum proyek Plaza Jalan Kaki itu digarap, Ahok akan membenahi terlebih dahulu sistem drainase jalur kabel PLN, serta ducting utilitas bawah tanah agar tidak bikin rusak trotoar yang sudah bagus itu ketika bongkar pasang untuk memperbaiki jalur kabel bawah tanah.
Ahok ingin buat ruang beton bawah tanah yang rapih dimana dinding-dinding ruang beton itu ditempeli kabel-kabel PLN dan ducting utilitas. Proyek pembenahan ducting utilitas bawah tanah itu akan dikerjakan oleh Dinas Bina Marga.
Ahok akan membenahi 2.700 kilometer trotoar diseluruh Jakarta. Dibawah kendali tangan dinginnya, trotoar yang akan ia bangun tidak menggunakan APBD, melainkan dari subsisidi pihak swasta, khususnya para pengembang properti. APBD hanya ia gunakan khusus untuk pendidikan, kesehatan, serta transportasi massal, sedangkan pendapatan dari pajak akan ia manfaatkan untuk pendidikan dan kesehatan publik.Â
Trotoar yang luas dan nyaman itu akan ia bangun demi kenyamanan para pejalan kaki, termasuk kaum disabilitas karena mereka juga punya hak untuk menikmatinya.
2. Membentuk Pasukan Oranye
Maka lahirlah dari tangan dinginnya itu Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) pada hari yang ketigabelas dibulan yang kelima ditahun yang ke 2015, Ahok menyundul Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 169 Tahun 2015 tentang Penanganan Prasarana dan Sarana Umum
Ahok menggelontorkan anggaran sebesar Rp 2,1 miliar sampai Rp 3 miliar khusus untuk merekrut para pasukan oranye itu. Saat ini Ahok telah merekrut 12.433 petugas PPSU sehingga mengurangi jumlah pengangguran rakyat kelas bawah yang hidupnya kurang beruntung di Jakarta ini.
Tugas utama mereka setiap hari menyapu jalanan yang kotor, membersihkan got-got yang penuh sampah, ulat, dan berlumut. Mereka tanpa kenal lelah membersihkan selokan dipinggir jalan raya, menyapu jalanan sampai bersih sehingga bebas dari dedaunan yang luruh berguguran mengotori jalanan.
Mereka digaji 2,7 juta rupiah per bulan plus tunjangan asuransi kesehatan dan tenaga kerja. Anak-anak mereka diberikan Kartu Jakarta Pintar dan Kartu Jakarta Sehat. Selain itu mereka juga mendapatkan fasilitas naik bus Transjakarta gratis.
Hasilnya luar biasa, semua jalanan di Jakarta ini jadi bersih dan manusiawi karena telah bebas dari kotoran sampah yang berserakan, dan daun-daun kering. Kota pun jadi lebih indah dan sedap dipandang mata.
3. Revitalisasi Sungai-sungai yang Kotor dan Bau
Mulai dari Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat, sampai Jakarta Selatan, semua sungai-sungainya kini sedap dipandang mata, mengalir pelan membelah kemilaunya gedung-gedung pencakar langjt yang menjulang tinggi.
4. Memecat Ribuan PNS Korup
Untuk mendukung kinerjanya beserta program-program kerja yang banyak berloncatan dari isi kepalanya, ia butuh teamwork yang kuat, bersih, kerjanya kencang, dan solid tentunya. Dalam kurun waktu pemerintahannya sejak menggantikan Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta, Ahok telah menurunkan jabatan (Demosi) terhadap 2.500 PNS di lingkungan Pemprov DKI.
Berhenti sampai disitu? Tidak!
Sebanyak 120 PNS telah ia pecat tanpa ampun karena terbukti melakukan pelanggaran yang tak dapat ditolerir lagi. PNS yang telah ia pecat itu terdiri dari berbagai jabatan, ada yang di tingkat staf, di tingkat pejabat, bahkan ada pula yang di tingkat kepala suku dinas.
Pemecatan itu sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2015 tentang Aparatur Sipil Negara. Para PNS korup, termasuk yang tukang korupsi waktu kerja dan sering bolos ogah masuk kerja telah merasakan sakitnya mendapat tanda tangan mautnya Ahok itu. Â
Ahok tak mau ambil pusing, to kill or to be killed.Â
5. Electronic Road  Pricing (ERP)
Kedepannya, Ahok sudah tak mau lagi ada program aneh-aneh macam 3 in 1 maupun Kebijakan Ganjil Genap itu. Ahok enggak mau pusing, lu masuk Sudriman-Thamrin, lu harus bayar. Begitu prinsipnya.
6. Simpang Susun Semanggi
Dalam planning Ahok, dengan adanya Simpang Susun Semanggi tersebut maka arus kendaraan dari arah Grogol menuju Blok M tak perlu lagi masuk lagi kupingan Semanggi, begitu pula dengan kendaraan dari arah Polda Metro Jaya menuju Monas.
Ini sejarah pertama di Indonesia yang memasang precast membentang sepanjang 80 meter diatas Semanggi. Proyek Simpang Susun Semanggi ini dilakukan dengan skema rancang bangun agar cepat selesai proyeknya.
Nilai Kompensasi dari pihak pengembang yang sudah tercatat dan wajib dibayar oleh Pengembang sudah sebesar Rp 579 miliar, sedangkan proyek Simpang Sususn Semanggi hanya sebesar Rp 369 miliar saja. Intinya masalah dana bukan kendala lagi.
Pekerjaan proyek Simpang Susun Semanggi akan dikerjakan oleh BUMN PT Wijaya Karya sebagai pemenang Tender. Rencananya, target selesainya proyek Simpang Susun Semangi yaitu pada tanggal 17 Agustus 2017 mendatang bertepatan dengan hari kemerdekaan RI.
Simpang Ssusun Semanggi ini akan menjadi ikon baru kota Jakarta selain Monas.
7. Upaya Ahok Memenuhi Pasokan Listrik
Sebagai ibukota Metropolitan dimana berpusatnya sentra bisnis yang semakin hari semakin menggeliat, tentunya Jakarta butuh pasokan listrik yang cukup besar.
Dalam upaya Ahok agar pasokan listrik tercukupi, apalagi dengan dibangunnya MRT, LRT, Simpang Susun Semanggi, serta 57 Rusunawa yang memiliki 20,188 unit, ia telah menyediakan lahan seluas 3,000 meter bagi PLN untuk membangun 58 unit GITET (Induk Tegangan Ekstra Tinggi) dan transmisi baru di ibukota.
Setiap GITET memiliki kekuatan 500 Kilo Volt (Kv), dan kapasitas Travo Interbus Transformator (IBT) Megavolt Ampere (MVA). Selain itu Ahok juga akan memberi kemudahan perizinan sehingga pembangunan unit GITET dan transmisi PLN itu tak mengalami kendala karena lama di perizinan.
GITET dan tansmisi baru itu akan dibangun di Semanggi Barat, Grogol II, Penggilingan II, Plumpang II, Muara Karang III, Semanggi Barat II (Benhil), Cipinang II (Jatinegara), CSW III, Duri Kosambi III (Rawa Buaya), dan Manggarai II.
Selain itu, Ahok juga akan bangun Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) dengan kapasitas 150 Kilovolt (kK). Dengan tercukupinya pasokan listrik di ibukota, tak ada lagi istilah listrik byar pet itu.
8. Ahok Hapus Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Dibawah Rp 1 Miliar
Untuk mewujudkan sila kelima Pancasila, khususnya bagi warga yang kurang mampu di Ibukota Jakarta, Ahok menghapus Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang tagihannya dibawah Rp 1 miliar. Keputusan ini ditempuh Ahok karena ia paham betul enggak semua orang Jakarta itu kaya raya.
Tentunya Ahok sudah memperhitungkan secara cermat dan matang untung ruginya terkait keputusannya yang membuat warga DKI riang gembira bersuka cita senantiasa karena pembebasan PBB dibawah Rp 1 miliar itu tak mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena ia konversi dengan pendapatan pajak PBB kawasan komersial yang sejak dipegang Ahok meningkat 20 persen pendapatannya.
Jadi warga kurang mampu yang harus bayar PBB setiap tahunnya kurang lebih berkisar diatas Rp 200 ribu keatas, sekarang sudah nggak perlu bayar lagi. Lumayan uang itu bisa buat nutupin kebutuhan dapur.
Kebijakan ini telah diberlakukan Ahok sejak bulan Januari 2016.
9. Satu Kartu Beragam Kegunaan
Setelah sukses menerapkan sistem e-ticketing dalam layanan transportasi Transjakarta dan Terminal Parkir Meter, kini Ahok akan menyundul program baru yang bernama cashless society (masyarkat tanpa uang tunai) melalui program Jakarta One Card (JakCard).
JakCard adalah kartu multiguna yang bisa digunakkan untuk transaksi non tunai bagi seluruh warga DKI. Pengguna kartu JakCard dapat melakukan semua transaksi pembayaran melalui JakCard seperti pembayaran untuk tiket Busway, MRT, LRT, ERP, Commuterline, bayar sewa Rumah Susun, serta pembayaran BPJS.
Selain itu, JakCard juga bisa digunakan sebagak biaya masuk ditempat-tempat rekreasi dan pariwisata di Jakarta, museum, fasilitas-fasilitas olahraga, serta e-parking di kawasan Palatehan, Boulevard Kelapa Gading, serta Sabang Jakarta Pusat, hanya dengan gesek kartu JakCard itu.
Para pengguna kartu JakCard akan mendapat berbagai benefit dengan berbagai program diskon, serta kemudahan-kemudahan lainnya ketika hendak menggunakan fasilitas milik Pemprov DKI.
10. Memfasilitasi Bank Sampah
Untuk mengurai sampah yang berton-ton jumlahnya di Jakarta setiap harinya, Ahok akan memfasilitasi program Bank Sampah. Warga DKI yang telah mendaftarkan diri sebagai anggota Bank Sampah akan dibayar sampahnya yang telah dipilah-pilah sesuai jenisnya dan berat timbangan.
Warga DKI yang terdaftar dalam Bank Sampah setiap harinya bisa mengumpulkan dan memilah sampah sesuai jenisnya dimana harga item per sampah telah ditentukan.
Setelah itu warga dapat langsung menyetor sampah yang telah dipilah-pilah itu serta menyerahkan buku tabungan kepada petugas. Jumlah sampah yang disetor minimal harus 1 Kg.
Sampah-sampah yang telah dipilah itu akan ditimbang oleh petugas, lalu dicatat oleh petugas sesuai berat dan jenisnya. Hasil penimbangan lalu dikonversikan ke nilai rupiah.
Dengan demikian para ibu runah tangga akan mendapat penghasilan tambahan agar asap dapur tetap mengepul.
11. Aplikasi Bus Sekolah Berbasis Android
Jumlah pelajar di seantero Jakarta saat ini sebanyak 1,5 juta pelajar dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menegah Umum dimana jumlah pengguna bus sekolah setiap harinya antara 29 ribu sampai 31 ribu siswa dan siswi.
Maka demi kelancaran antar jemput anak sekolah, Ahok meluncurkan layanan aplikasi bus sekolah gratis berbasis Android untuk memudahkan para pelajar se-DKI Jakarta mengakses bus sekolah yang telah disediakannya. Layanan yang tersedia di Google Play Store itu akan terus dikembangkan sesuai kebutuhan.
Fitur aplikasi ini akan menampilkan rute bus sekolah serta jam-jam penjemputan yang dilalui setiap harinya. Selain itu para pelajar juga dapat melihat berapa sisa jumlah bus sekolah yang tersedia.
Mereka dapat dengan mudah memantau pergerakan bus-bus sekolah yang ada disekitar mereka. Para pelajar juga nggak perlu sport jantung ketinggalan bus ke sekolah karena sudah tahu persis bus-bus itu sudah sampai dimana, masih ada bus apa enggak, dan lain sebagainya.
Dengan layanan Aplikasi Bus Sekolah Berbasis Android ini, maka nggak berlaku lagi itu lagunya Koes Plus, bus sekolah yang kutunggu, kutungguuu, tiada yang dataaannggg....
12. Ahok Akan Gusur 131 Lokasi di Jakarta
Ahok tegas dan enggak main-main dengan para penyerobot tanah negara yang seenaknya bangun hunian seolah-olah tanah itu milik mereka.
Untuk urusan gusur menggusur ini, Ahok menggelontorkan Rp 5,8 triliun dari APBD DKI untuk memberangus 131 titik lokasi hunian liar yang menempati lahan negara milik pemeprov DKI.
Untuk Dinas PU, Dinas Perumahan dan Pemukiman mendapat jatah Rp 4 triliun yang dipakai di 88 titik lokasi penggusuran, sedangkan Dinas Pertamanan dan Pemakaman dialokasikan Rp1,8 triliun untuk 43 lokasi gusuran.
Setelah Kalijodo digusur pada tanggal 29 Februari 2016, Ahok merengsek maju menggusur wilayah Pasar Ikan, Jakarta Utara. Sekalipun mendapatkan perlawanan yang keras, Ahok tak perduli.
Ini ia lakukan demi terciptanya perubahan Jakarta ke arah yang lebih baik lagi demi terciptanya perbaikan tata kota dan normalisasi sungai untuk mencegah banjir.
Kawasan- kawasan yang disikat Ahok, yaitu Kampung Pulo, Jakarta Timur, Kalijodo, Jakarta Barat, Pasar Ikan, Jakarta Utara, Bidaracina, Jakarta Timur, Bukit Duri, Jakarta Selatan, Pinangsia , Jakarta Barat, Kemayoran, Jakarta Pusat, Waduk Pluit, Jakarta Utara, Menteng Dalam, Jakarta Selatan, serts Kali Krukut, Jakarta Pusat
Pembenahan yang dilakukan oleh Ahok memang terasa tegas oleh warga DKI Jakarta, namun apa yang ia lakukan merupakan cambuk agar membuat wajah ibukota jauh lebih manusiawi dan beradab.
Apapaun yang akan terjadi, Ahok tegas dalam soal gusur menggusur ini. Orang nomor satu di Jakarta itu mengaku tak takut dan tak segan-segan untuk melakukan penggusuran terhadap permukiman warga yang liar dan kumuh serta menduduki tanah milik negara.
“Gua enggak perduli nggak dipilih lagi jadi Gubernur, gua enggak peduli. Semakin lu main politik, semakin gua gusur", tandas Ahok.
13. Ahok Akan Bangun 50.000 Unit Rusun
Ahok  berencana akan membangun 50.000 unit rumah susun untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal warga Jakarta.
Dana pembangunan Rumah Susun itu enggak menggunakan dana APBD, melainkan melalui kontribusi pengembang untuk memenuhi kewajiban mereka yang disundul Ahok melalui Surat Izin Penunjukkan Lenggunaan Tanah (SIPPT).
Dalam SIPPT itu Ahok mengatur bahwa bagi setiap pengembang yang akan membangun hunian diatas 5.000 meter, wajib bangun rumah susun seluas 20% dari total luasan yang dibangun pengembang tersebut.
Saat ini sudah banyak Rumah Susun yang dibangun oleh para pengembang swasta tanpa 1 rupiah pun dana APBD.
**
Itulah sekilas program-program cadas Ahok yang ia luncurkan demi kemaslahatan warganya. Sehingga bagi para pendatang yang sudah menetap dan jadi warga Jakarta secara sah dan legitimasi sesuai hukum dan Undang-undang yang berlaku, tak perlu lagi menyanyikan tembang kenangan itu, siapaa suruh datang Jakartaa, siapaa suruh datang Jakartaaa, sendiri suka sendiri rasaaa, edoeee saayaaanngg....