Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menakar Kekuatan Doa Politikus Gerindra dalam Sidang Tahunan MPR, Tuluskah Mereka?

18 Agustus 2016   22:18 Diperbarui: 1 Januari 2017   17:03 3408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dipenghujung bulan yang keduabelas ditahun yang ke 2013 yang silam, dalam penerbangan dari Labuan Bajo menuju Denpasar sebelum transit ke Jakarta, pesawat yang kutumpangi hampir jatuh berkeping-keping diatas gugusan pulau Lombok yang indah dan menawan.

Saat pesawat yang kutumpangi itu berada diatas langit yang biru dan cerah, tiba-tiba pesawat itu mengalami turbulensi yang hebat. Pesawat seperti terhempas kebawah dengan cepatnya lalu terlempar ke atas disertai guncangan yang keras.

Itu turbulensi pertama. Cukup membuat sport jantung, namun itu belum seberapa.

Turbulensi yang kedua terjadi dalam tempo beberapa menit kedepan dimana pesawat terbanting ke bawah dengan posisi miring ke kanan, mesin mati, lampu dalam pesawat padam semua.

Masih dalam posisi terhujam kebawah, mesin pesawat akhirnya hidup, lampu kembali menyala namun masih kedap kedip, posisi pesawat terlempar keatas dengan posisi hampir tegak lurus dengan kecepatan tinggi disertai guncangan yang keras.

Saat itu dalam menghadapi ajal kematian, secara spontan aku berteriak memohon pertolongan kepada Allah. Doa yang spontan keluar dari bibirku yang memucat dan mengering itu kuucapkan keras-keras dalam kekalutan dan ketakutan serta pengharapan penuh berserah kepada kekuatan-Nya;

"Tuhan jika sekiranya ajalku berakhir disini, aku mohon ampun atas segala kesalahan dan dosa-dosa aku yang telah menyakiti hati-Mu selama ini. Apapun yang terjadi, terjadilah sesuai kehendak-Mu. Aku siap, ya Tuhan! Amien". 

Dan apa yang terjadi kemudian, saudara-saudara?

Dalam beberapa detik kedepan setelah doa itu kuucapkan, pesawat itu kembali terbang mulus dan tenang kembali, dan sesaat kemudian terdengar pengumuman dari speaker pesawat bahwa pesawat sebentar lagi akan mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Pengalaman kedua.

Dibulan September 2015, dalam perjalanan dalam tol dari arah Karawang Timur menuju Jakarta, ban kiri depan mobil kantor yang kukendarai tiba-tiba meletus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun