Umpatan dan hujatan, bahkan tuntutan hukum terhadap Sri Mulyani dulu seolah membuat bangsa ini lupa dengan euforia pesta Reschuffle Jilid II ini. Ya itulah politik. Harus siap berubah setiap diperlukan dengan mengedepankan motif afiliasi dan kekuasaan.
Setelah proses reformasi berlangsung, sistem perekonomian bangsa selama ini, yang seharusnya dibangun dengan fondasi makro-mikro yang kuat dan berimbang, jadi pertaruhan dan rebutan kaum politisi yang tak kompeten dibidangnya.
Setelah ia dihujat dan dicaci sebagai Neoliberal, Sri Mulyani duduk manis di luar panggung, menonton sistem perekonomian Indonesia yang terombang-ambing bagaikan perahu kayu tanpa mesin yang berputar di antara pusaran gelombang tanpa kepastian di samudra yang luas.
Negara ini nemiliki banyak orang cerdas selain Sri Mulyani. Namun, untuk memimpin perekonomian Indonesia, diperlukan lebih dari sekadar kecerdasan, yaitu integritas, jujur, bersih, berpikir jauh ke depan, aktif bergerak, responsif, dipercaya dunia internasional, dan cinta tanah air.
Sri Mulyani adalah orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Emerging Markets mendapuknya sebagai Menteri Keuangan terbaik di Asia. Majalah Forbes merilis, Sri Mulyani adalah perempuan paling berpengaruh yang ke-23 di dunia.
Sri Mulyani adalah ekonom terbaik yang pernah dimiliki dunia. Bank Dunia telah mengakui keberhasilan pakar dibidang Moneter dan Perbankan ini dalam menangani krisis ekonomi dan menerapkan reformasi dibidang perekonomian.
Memang perubahan belum tentu menghasilkan pembaharuan, akan tetapi tanpa perubahan tak akan pernah ada pembaharuan. Tanpa Sri Mulyani, perekonomian Indonesia tentu saja akan tetap terus berjalan. Namun, sebelum kelumpuhan ekonomi itu terjadi, Sri Mulyani tampil kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Komitmennya, "I'll be back" akhirnya terlaksana dengan gemilang.
Hujan emas di negeri orang, tentunya lebih baik hujan batu di negeri sendiri. Welcome Back Srikandi Indonesia yang mendunia, selamat kembali ke pangkuan ibu Pertiwi.
No light in your eyeballs, that's why I do not doubt to honor you.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H