Bom Bali, Bom Kedutaan Filipina, Bom JW Marriot Jakarta, Bom Kedubes Australia Jakarta, Bom Sarinah, dan yang terakhir bom Solo adalah serangkaian perjuangan sunnah orang Muslim yang mencintai kekerasan dengan menggunakan Alquran untuk membingkai perjuangan mereka seperti Daud melawan Goliat.
Abu Bakar Ba'asyir adalah salah satu contoh pejuang jihad yang mengajarkan perlawanan terhadap golongan kafirun. Sebagai Emir dari Jama'ah Islamiyyah di Indonesia (afiliasinya Al Qaeda), ia telah menyebabkan kematian bagi 202 orang pada bom Bali pada bulan Oktober 2002 yang silam.
Namun Abu Bakar Ba'asyir mengajarkan bahwa logika jihad bukanlah melawan non-Muslim. Menurutnya, ada dua jenis orang kafir, yaitu orang kafir yang menentang Islam dan mengumumkan perang terhadap Islam disebut kafir harby (kafir musuh). Yang kedua adalah kafir dzimmi (kafir yang dilindungi) ini adalah golongan orang yang tak memerangi Islam. Menurut Ba'asyir hanya orang-orang yang berkuasa yang tidak mentolerir Islam.
Pemimpin radikal macam Ba'asyir ini memanfaatkan secara halus dan terselubung kemarahan serta kebencian kaum fanatik taklid terhadap orang kafir menurut persepsi mereka. Mereka lebih cenderung memilih bertempur sampai titik darah penghabisan demi pemahaman agama mereka yang salah. Realitanya, ledakan bom bunuh diri di Arab Saudi itu terjadi sesaat setelah umat Islam berbuka puasa, begitu pula bom bunuh diri di Polresta Solo yang dilakukan di bulan Suci Ramadhan ini dimana pelaku sebagai umat Islam yang berpuasa menahan lapar, haus dan amarah.
Ini artinya bahwa mereka para teroris itu tidak mengenal apakah Anda beragama Islam atau bukan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H