Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Enaknya Kerja di Freeport

9 Desember 2015   22:57 Diperbarui: 10 Desember 2015   18:52 1385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu ipar aku, kakak dari istri, kerja di Freeport dibagian Engineering. Gajinya US$ 3,000. Kalau di kurs kan dengan Indonesian Rupiah, diatas 30 juta itu.

Tugasnya yaitu memastikan bahwa peralatan Mechanical & Electrical di Sektornya berjalan dengan baik sehingga tak menghambat aktifitas pekerja Freport melakukan pekerjaan rutinitas mereka, serta melakukan aktifitas Preventive Maintenance semua peralatan M/E secara berkala sesuai schedule.

Ia kerja di Freeport sudah hampir 9 tahun. Statusnya sudah karyawan tetap. Seluruh gajinya ditransfer langsung dari perusahaan ke rekening istrinya, menurutnya itu ketentuan perusahaan, karena semua kebutuhannya di Freeport sudah diurus oleh perusahaan, mulai dari antar jemput, makan minum, sampai pakaiannya pun sudah diurus oleh perusahaan, sehingga praktis gaji yang diterima utuh.

Fasilitas lainnya yang ia dapatkan, yaitu ketika cuti, tiket pesawat ditanggung oleh perusahaan. Cuti tahun lalu ia ke Jakarta menemui kami. Tiap hari kenyang ditraktir kakak ipar ku itu makan enak.

Dulu ia melamar di Freeport atas informasi dari paman istri ku yang bekerja di perusahaan penyedia dan penyupplai makanan (Catering) di Freeport. Setelah melalui sejumlah test kompetensi yang sangat ketat, psikotes yang melelahkan, serta serangkakan test kesehatan, mata, dan lain sebagainya, akhirnya ia lolos.

Ipar ku ini memang jago dibidang Mechanical & Electrical. Segala macam sistem engineering, mesin alat berat, sampai dengan sistem kelistrikan dan tetek bengeknya, ia paham luar kepala dan sangat ahli dibidang itu. Selain itu, ia juga fasih berbahasa Inggris. Point plus yang membuatnya diterima bekerja di Freeport.

Aku membayangkan kalau gaji dan fasilitas engineering saja sudah sedemikian mantapnya, bagaimana dengan gaji dan fasilitas yang diperoleh Maroef Sjamsoeddin yang posisinya sebagai Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia itu? Kalau bukan puluhan juta, pasti ratusan juta yang ia peroleh setiap bulannya.

Kini ipar ku resah dan gelisah, bagaimana kalau nantinya Kontrak Karya Freeport tak diperpanjang lagi oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2021 mendatang? Tadi malam ia telpon aku menanyakan kira-kira apa peluang bisnis di jakarta yang prospek masa depannya cerah.

Aku kasih saran ke ipar ku itu, kalau mau usaha sendiri ya harus sesuai dengan bidang dan keahliannya. Karena ipar ku itu jago dibidang Mechanical & Electrical, aku sarankan supaya ia buka usaha dibidang Konsultan Mechanical & Electrical yang khusus menangani masalah-masalah seputar M/E gedung, semacam perusahaan outsourcing gitu.

Tugas perusahaannya yaitu khusus menghandle masalah-masalah Mechanical & Electrical gedung, mulai dari maintenance equipment supaya masa lifetime equipment lebih panjang, perbaikan peralatan M/E yang rusak, sampai dengan penerapan efisiensi listrik serta pemakaian peralatan M/E gedung untuk menekan cost pengeluaran yang tak perlu.

Pemilik gedung tak perlu pusing lagi sampai botak memikirkan sistem Mechanical & Electrical di gedungnya, karena sudah ada yang mengurusnya, mulai dari Genset, Lift, Escalator, sistem AC, Chiller, kelistrikan gedung, dan lain sebagainya.

Selain itu, pemilik gedung juga tak perlu pusing memikirkan gaji Tekhnisi beserta tunjangan-tunjangan lainnya serta UMP/UMR Tekhnisi, karena semua teknisi disupplai oleh perusahaannya. sangat membantu pihak pemilik gedung, juga meringankan beban kerja mereka.

Kewajiban pemilik gedung hanya bayar monthly fee secara tepat waktu sesuai nominal yang disepakati bersama dalam Perjanjian Kerjasama kedua belah pihak.

Aku bilang ke dia bahwa perusahaan Outsourcing Mechanical & Electrical di Jakarta ini masih sangat minim dan langka, bahkan kalau dibilang hampir-hampir enggak ada. Kalaupun ada paling hanya satu dua saja, bisa dihitung dengan jari, karena ini bisnis yang langka yang tak semua orang mampu melakukannya.

Masalah rizki itu Di Atas yang ngatur, asalkan dilakukan dengan serius, doa yang tulus, putar otak yang cerdas, kerja keras, dan halal, niscaya usaha yang dirintis, sekalipun dari nol, akan maju berkembang pesat.

Aku lalu jelaskan ke ipar ku itu bHwa di Jakarta ini ada ribuan gedung perkantoran tinggi serta pusat perbelanjaan yang membutuhkan penanganan yang khusus dibidang Mechanical & Electrical. Ini peluang bisnis yang memiliki masa depan dan prospek yang cerah. Ia setuju karena modalnya sudah ada, uangnya banyak.

Aku lalu bilang ke ipar ku itu, kalau suatu saat nanti perusahan konsultan M/E nya itu maju pesat, jangan lupa jadikan aku Komisaris di perusahaannya, atau bagilah aku sahamnya, enggak usah banyak-banyak, 11% saja cukup, kalau enggak nanti pasti ribut.

Kan ide itu dari aku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun