Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Megawati : "Yang tak Terima Disebut Petugas Partai, Keluar!!!"

16 Mei 2015   05:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:57 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tampaknya Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputeri, sudah mulai jumawa dan takabur tingkat dewa. Rupanya pula, selama ini Megawati beranggapan bahwa PDIP bisa menang Pemilu karena kekuatan dirinya yang mampu memenangkan Pemilu, bukan karena adanya Jokowi di Partai itu.

Megawati bilang bahwa jutaan orang memilih PDIP karena mereka melihat bendera PDI Perjuangan. Partai ini membantu untuk berkeadilan sosial dan menyejahterakan rakyat.

Megawati selanjutnya dengan lantang bicara kalau ada yang tak terima dijuluki petugas partai, segera angkat kaki dari PDIP, karena ia telah susah payah membesarkan PDIP dengan perjuangan dan air mata.

"Kalian harus Ingat bahwa kalian itu adalah petugas partai dan merupakan perpanjangan tangan partai! Jika tak mau disebut petugas partai, segera keluar!!! Petugas partai wajib melakukan instruksi partai!" Tandas Megawati dengan berapi-api.

Megawati juga penuh percaya diri bahwa tak ada orang lain yang sehebat dirinya memimpin parpol yang bisa melewati masa-masa sukar sampai bisa menang Pemilu pada tahun 2014 yang lalu.

Termasuk dalam urusan pidato, Megawati yakin seyakin-yakinnya tak ada orang lain yang seberani dan sehebat dirinya kalau urusan pidato dan orasi.

"Kadang-kadang saya dengar yang namanya pemimpin tidak ada yang berani ngomong seperti saya‎," kata Megawati jumawa.

Bukan hanya itu saja, Megawati juga menunjuk Puan Maharani menjadi Ketua DPP PDIP, sekalipun Megawati tahu Jokowi melarang rangkap jabatan. Ketika dikonfirmasi ke Jokowi soal rangkap jabatan ini, Jokowi justru sewot dan marah-marah sama Wartawan.

"Terus kenapa, terus kenapa, terus kenapa??" Begitu reaksi Jokowi ke para Wartawan yang konfirmasi ke dirinya tentang rangkap jabatannya si Puan Maharani itu.

"Tanggapannya bapak bagaimana? Kan Mbak Puan rangkap jabatan!" Tanya wartawan lagi.

"Kamu itu gimana sih, ditanyakan terus. Kamu itu udah tahu tapi nanya!" Jawab Jokowi ketus.

Tampaknya konflik Internal antara PDIP dan Jokowi semakin lama semakin kasat mata dan terang benderang. Itu juga terlihat selama acara Munas Bali berlangsung, Jokowi dan Megawati yang duduk berdampingan justru tak banyak bicara, saling diam membisu, kaku, dan seperti ada jarak dan gunung es membeku yang memisahkan mereka.

Namun yang membuat aku terheran-heran kok bisa-bisanya Megawati itu ge er banget ya bahwa PDIP bisa menang Pemilu karena dirinya. Apa Megawati sudah lupa dengan slogan Asal Bukan Mega yang sudah terpatri permanen dialam bawah sadar seluruh rakyat Indonesia sejak dulu kala.

Selain itu, bukankah fakta membuktikan bahwasannya kalau Jokowi enggak disundul Megawati dulu menjadi capres, partai itu tak laku, karena Prabowo sudah diatas angin saat itu. Itulah sebabnya kenapa dulu Prabowo sewot sama Jokowi, dan diserang pula dengan puisi-puisi sindiran oleh Fadly Zon.

Ini adalah kecelakaan sejarah yang baru pertama kali terjadi bagi negeri ini dimana orang nomor satu dinegeri ini masih dianggap sebagai petugas partai, bukan sebagai Presiden Republik Indonesia.

Kasihan Jokowi yaa.

Link:

http://news.detik.com/read/2015/04/11/153058/2884408/10/megawati-jika-tidak-mau-disebut-petugas-partai-keluar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun