Masalah konflik internal antar loyalis Anas dan SBY, itu masalah dan urusan internal mereka, bukan urusan kita yang rakyat jelata ini. Yang bikin aku sengak, para pemain watak itu mulai melibatkan para pembaca Kompasiana dengan segala upaya tipu muslihat terselubung supaya berbalik simpati kepada Anas Urbaningrum.
Anas saat ini dalam proses penyidikan KPK, sudah masuk proses sidik, bukan lidik lagi. Tindakan Anas yang menulis di Penjara sudah barang tentu di khawatirkan akan mengganggu jalannya proses penyidikan oleh KPK. Dan pula, untuk mencegah timbulnya fitnah-fitnah yang tak bertanggungjawab dalam tulisan-tulisannya yang ditulis di penjara itu.
Jadi kalau KPK melarang Anas tak boleh menulis di penjara, itu bukan bentuk kezoliman KPK terhadap Anas. Akan tetapi untuk mencegah timbulnya fitnah yang berpotensi mengganggu proses penyidikan KPK.
Selain itu, semua orang juga tahu Anas Urbaningrum adalah tahanan koruptor, bukan tahanan Politik. Ini akun Sahabat Anas Urbaningrum dengan segala ngawur dan asbunnya bilang bahwa Anas ini adalah tahanan politik. Kalau tahanan politik, bukan berurusan dengan KPK, hanya tahanan Korupsi dan pelaku maupun penerima Gratifikasi yang berurusan dengan KPK. Logika jangan dibolak-balik, dodol.
Bagi aku aksi tipu muslihat akun Sahabat Anas Urbaningrum di kompasiana ini adalah aksi basi nan culas yang mencoba membenarkan sesuatu yang tak benar agar dipaksakan menjadi benar melalui plattform media ini.
Wahai akun Sahabat Anas Urbaningrum, kalau besok atau lusa kalian menjenguknya di penjara, sampaikan pesan Mawalu kepada Anas Urbaningrum itu, kasih tahu dia, Mawalu bilang, sekali pencuri, tetap pencuri.
Salam hormat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H