"Orang kalau mau jatuh ke jurang, dia akan memegang semua ranting yang bisa dia jangkau. Nah itu yang sekarang terjadi pada Sutan" [Ruhut Sitompul, Jubir Cikeas]
Lantaran Sutan Bhatoegana menyebut-nyebut nama Ibas ketika bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di Jakarta pada tanggal 25-Feb-2014 kemarin, Ruhut pun meradang terhadap koleganya itu yang saat ini masih sama-sama bernaung dibawah satu sayap, Partai Demokrat.
Ruhut mengingatkan Sutan agar jangan bawa-bawa nama Ibas dalam kasus SKK Migas itu. Ruhut bahkan mewanti-wanti kawan seperjuangannya itu, kalau bersaksi dusta di Pengadilan, bisa kena 12 tahun dikurung dibalik jeruji penjara.
Ruhut menyesalkan hal ini terjadi. Menurutnya saat ini memang banyak sih pihak yang ingin menumbangkan nama besar Partai Demokrat dengan cara konyol bawa-bawa nama Ibas. Itu terjadi karena, menurutnya, banyak orang khawatir lho kalau Partai Demokrat menang lagi di Pemilu 2014.
Ini Sebab Ruhut Meradang
Sutan Bhatoegana, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi Energi DPR, mengaku pernah dilobi utusan Ibas terkait proyek gas alam Gendalo-Gehem.
Pertemuannya dengan Ibas di Cikeas pada tanggal 27-Jul-2013 yang silam, rencananya dihadiri Eka Putra (staf Sartono Utomo, mantan Bendahara Umum Demokrat), dan Deni Karmaina, Direktur Utama PT Rajawali Swiber Cakrawala. Deni Karmania ini dulu teman satu sekolah dengan Ibas, namun saat ini dikenakan status cegah oleh KPK.
Jongos Taat Majikan
Sebagai seorang yang loyal kepada pimpinannya dan Partainya tempat ia mengabdi, pembelaannya kepada Partai Demokrat, SBY dan putranya, Ibas, ibaratnya jongos taat majikan. Di jaman sekarang ini, jarang-jarang lho ada jongos yang taat majikan.
Jangan pernah menjelek-jelekkan SBY, Ibas, dan Partai Demokrat, kalau tak mau di smash Ruhut tanpa ampun. Bahkan ia pernah sesumbar rela lehernya disembelih bilamana Ibas terbukti terlibat di Hambalang.
Sampai saat ini memang sih belum ada ya bukti yang sahih keterlibatan Ibas di Hambalang, dan SKK Migas ini. Namun aku ingatkan juga, ini seperti bom waktu. Suatu saat nanti akan meledak dasyat menggelegar dan menelan korban banyak orang, termasuk si Ruhut itu.
Sesuatu yang busuk sekalipun disembunyikan rapat-rapat, baunya akan menyebar juga kemana-mana, atau ibaratnya sepandai-pandainya bajing luncat, akan tumbang juga kalau salah loncat.
Kita tunggu saja ending dari everlasting story ini. Akankah berakhir happy ending, ataukah berakhir seperti lagunya Pance Pondaag itu; demi kau dan si buah hati, terpaksa aku harus begini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI